Ahad 14 Feb 2021 17:07 WIB

Tampilkan Blackface Saat Imlek, Televisi Cina Banjir Kecaman

Lembaga penyiaran pemerintah Cina, CCTV, menuai kecaman

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Tampilkan Blackface Saat Imlek, Televisi Cina Banjir Kecaman
Tampilkan Blackface Saat Imlek, Televisi Cina Banjir Kecaman

Pertunjukan yang digelar untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada Kamis (11/02) malam waktu setempat oleh CCTV, lembaga penyiaran milik pemerintah Cina, banjir kecaman dan tuduhan mempromosikan stereotip rasisme. Pasalnya, pertunjukan itu menampilkan penari asal Cina yang wajah dan tubuhnya dicat hitam menyerupai orang Afrika.

Pertunjukan bertema "Lagu dan Tarian Afrika" ini adalah salah satu program TV yang paling banyak ditonton di dunia dengan pemirsa mencapai ratusan juta orang.

Baca Juga

Pada pertunjukkan tersebut, para dramawan tampil di atas panggung dengan mengenakan pakaian yang menyerupai pakaian Afrika dan menggelapkan kulit mereka dengan kosmetik. Mereka lalu menari dan menabuh drum.

Siaran ini kontan memanen kritik dengan ribuan pengguna media sosial Cina, Weibo, ramai-ramai menyatakan protes mereka. Organisasi dan lembaga advokasi untuk warga kulit hitam di Cina juga mengecam acara tersebut.

"Apa bedanya antara orang Cina yang berwajah (dicat) hitam dan orang kulit putih yang menyipitkan mata untuk mengolok-olok orang Asia?" ujar seorang pengguna Weibo.

Warisan stereotip rasisme

Ini bukan kali pertama lembaga siaran pemerintah Cina itu memicu kontroversi rasial karena menampilkan pertunjukkan blackface atau minstrel.

Minstrel atau blackface minstrelsy adalah jenis hiburan komedi di mana aktor yang pada umumnya berkulit putih mengecat badan mereka dengan cat hitam, menampilkan nyanyian dan tarian para budak kulit hitam. Sebagai pertunjukan panggung, minstrel mencapai puncak popularitasnya di Amerika pada abad ke-17.

Pada tahun 2018, rakyat Cina juga pernah disuguhi drama komedi bernada rasisme. Acara tersebut dibintangi aktris kenamaan asal Cina, Lou Naiming, yang tampil di atas panggung dengan pakaian berwarna-warni. Dengan wajah dan lengan yang dicat coklat, Lou Naiming mengusung satu keranjang buah, ditemani oleh aktor lain yang berkostum monyet.

"Sementara pendukung praktik tersebut menyatakan bahwa blackface berpusat pada empati & realisme, sulit untuk memisahkannya dari sejarah panjang minstrel & fiksasi pada karikatur yang bermasalah," kata Black China Caucus, sebuah kelompok aktivis yang bergerak pada pengintegrasian warga kulit hitam di Cina lewat Twitter.

"Tahun depan, kami berharap penyelenggara memutuskan untuk mengakhiri praktik ini dan mempekerjakan ribuan orang kulit hitam yang tinggal di banyak wilayah di Cina."

Sementara Black Livity China, sebuah organisasi yang terdiri dari orang-orang keturunan Afrika yang bekerja di atau dengan Cina, menyebut siaran itu "sangat mengecewakan."

"Kami tidak bisa cukup menekankan dampak adegan seperti ini terhadap komunitas Afrika dan Afro-diaspora yang tinggal di Cina," tulis organisasi itu di Twitter.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement