Jumat 12 Feb 2021 15:00 WIB

Di Tengah Pandemi, Unisba Seminarkan 895 Artikel Ilmiah 

Publikasi ini sebagai persyaratan untuk bisa mencapai World Class University.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar Seminar Nasional Sivitas Akademika (SPeSIA) 2021, secara daring, Kamis (11/2). Jumlah karya ilmiah yang masuk setelah dilakukan validasi oleh tim reviewer setiap prodi sebanyak 895 artikel yang berasal dari berbagai bidang Ilmu. 

Dari jumlah itu, di antaranya, Syariah sebanyak 53 artikel, Dakwah (KPI) sebanyak 9 artikel,  Tarbiyah & Keguruan sebanyak 24 artikel, Hukum sebanyak 122 artikel, Psikologi sebanyak 27 artikel, MIPA sebanyak 69 artikel, Teknik sebanyak 105 artikel, Ekonomi dan Bisnis sebanyak 163 artikel, Komunikasi sebanyak 139 artikel  dan Kedokteran 185. 

"Jika dijumlahkan secara keseluruhan maka  SPeSIA ini telah mempublikasikan sebanyak 11.252 Artikel Online yang terindeks google scholar semenjak tahun 2014," ujar Rektor Unisba Edi Setiadi.

Menurut Edi, mulai 2020 semua artikel telah didaftarkan ke Digital Object Identifier (DOI)/(Crossreff) sebagai alamat unik pada masing-masing artikel DOI. Hal ini, dapat mempermudah penulis untuk meningkatkan sitasi dari karya ilmiah nya dan merapikan metadata suatu artikel sehingga mudah untuk di kelola. 

Hal ini, kata dia, bisa membantu jurnal agar mudah terindeks oleh pengindeks internasional seperti Scopus juga merupakan salah satu syarat DOAJ. Disamping itu, DOI juga dapat menjadi alamat unik dari suatu artikel penelitian yang berguna bagi Kemenristekdikti dalam penerimaan berkas usulan kenaikan pangkat/jabatan dosen, sehingga memudahkan pengecekan data artikel.

"SPeSIA ini, diikuti semua mahasiswa yang akan diwisuda," katanya.

Edi berharap, semua mahasiswa bisa memanfaatkan peluang setelah lulus menjadi sarjana. Apalagi, sekarang era 4.0 persaingannya semakin ketat.

"Di era 4.0 ini tenaga sudah otomatisasi tak usah galau menghadapi tantangan dan ambil peluang. Saya juga meminta para calon sarjana ini agar tidak  berkecil hati dilantik secara onlen," kata Edi seraya mengatakan walaupun angkatan yang sekarang lulus generasi corona tapi tak apa-apa. Jaga marwah kampus. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan akademik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement