Jumat 12 Feb 2021 16:20 WIB

Instagram Buat Kebijakan Baru Soal Pelecehan Lewat DM

Instagram telah menindak 6.5 juta ujaran kebencian.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Dwi Murdaningsih
Instagram. Ilustrasi
Foto: Webster2703 via Pixabay
Instagram. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Instagram akan mulai menghapus akun-akun yang melakukan penyalahgunaan yang dikirim melalui pesan langsung (direct message atau DM). Dalam sebuah pernyataan, Instagram menyatakan regulasi tersebut dibuat sebagai respons dari meningkatnya serangan rasialisme terhadap beberapa pesepakbola di Inggris baru-baru ini.

Merujuk pada pelecehan rasis tersebut, anak perusahaan Facebook ini menyatakan akan mengubah beberapa kebijakan. Instagram akan menghapus akun-akun dari orang-orang yang mengirim pesan yang melecehkan. Selain itu, jejaring sosial tersebut juga mengembangkan kontrol baru untuk membantu mengurangi penyalahgunaan yang dilihat orang-orang di DM mereka.

Baca Juga

"Saat ini, ketika seseorang mengirim DM yang melanggar aturan kami, kami melarang orang itu mengirim pesan lagi untuk jangka waktu tertentu. Sekarang, jika seseorang terus mengirim pesan yang melanggar, kami akan menonaktifkan akun mereka. Kami juga akan menonaktifkan akun baru yang dibuat untuk mengatasi pembatasan perpesanan. Kami akan terus menonaktifkan akun yang menurut kami dibuat murni untuk mengirim pesan yang melecehkan," demikian pernyataan pihak Instagram terkait DM tersebut, dilansir di Pocket-lint, Jumat (12/2).

Instagram menambahkan, pihaknya tengah memperbaiki fitur untuk menghentikan pengguna yang terkena DM yang kasar di tingkat pertama, mungkin beberapa pemfilteran otomatis, yang akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang. Instagram juga telah memperkenalkan kecerdasan buatan (Al) yang memperingatkan orang-orang jika mereka akan mengirim komentar yang berpotensi menyinggung. Hal tersebut dinilai telah berakibat pada penurunan yang berarti dalam komentar.

Instagram juga mengatakan, pihaknya telah mengambil tindakan terhadap 6,5 juta ujaran kebencian di Instagram antara Juli-September 2020. Sebanyak 95 persen di antaranya ditemukan sebelum ada yang melaporkannya.

Sebelumnya, Facebook dan Instagram telah dipandang cukup lunak terhadap pelecehan semacam itu di masa lalu dan seperti jejaring sosial lainnya telah kesulitan untuk menyembunyikan segala jenis pelecehan. Itulah mengapa Tim Cook dari Apple baru-baru ini menyebut jaringan sosial sebagai pemasok berita palsu dan penjaja perpecahan. Dalam hal ini, pesan Cook jelas ditujukan secara khusus pada Facebook.

Sementara itu, Twitter melangkah di garis depan dalam beberapa bulan terakhir. Kendati begitu, Twitter tetap masih kesulitan untuk menghentikan atau memperlambat ujaran kebencian. Namun, jejaring sosial ini telah memperkenalkan langkah-langkah lain, termasuk mengendalikan siapa yang dapat membalas cuitan Anda serta tindakan pengecekan fakta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement