Jumat 12 Feb 2021 02:35 WIB

Teknologi: Usia dan BMI Pengaruhi Kematian Akibat Covid-19

Kecerdasan buatan prediksi kematian akibat Covid-19 lewat usia, BMI dan tekanan darah

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas yang mengenakan APD membawa peti berisi jenazah dengan protokol COVID-19. Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Universitas Copenhagen, Denmark mengungkapkan komputer dengan kecerdasan buatan atau dikenal sebagai artificial intelligence (AI) dapat menunjukkan apakah seseorang akan meninggal akibat terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19).
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Petugas yang mengenakan APD membawa peti berisi jenazah dengan protokol COVID-19. Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Universitas Copenhagen, Denmark mengungkapkan komputer dengan kecerdasan buatan atau dikenal sebagai artificial intelligence (AI) dapat menunjukkan apakah seseorang akan meninggal akibat terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19).

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN — Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Universitas Copenhagen, Denmark mengungkapkan komputer dengan kecerdasan buatan atau dikenal sebagai artificial intelligence (AI) dapat menunjukkan apakah seseorang akan meninggal akibat terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). 

Dengan menggunakan data pasien, AI dapat membuat penilaian, dengan tingkat keakuratan mencapai 90 persen. Indeks Massa Tubuh (BMI), jenis kelamin, dan tekanan darah tinggi disebut menjadi beberapa faktor yang memiliki peran penting dalam memprediksi kematian akibat COVID-19. 

DIlansir Eurasia Review, penelitian yang dilakukan dapat digunakan untuk memprediksi  jumlah pasien di rumah sakit, yang akan membutuhkan respirator dan menentukan siapa yang harus mendapatkan vaksinasi gelombang pertama. Sejak pandemi COVID-19 terjadi pada awal 2020, para ilmuwan telah bekerja mengembangkan model komputer yang dapat memprediksi berdasarkan riwayat penyakit dan data kesehatan, sehingga mengetahui seberapa parah seseorang terdampak oleh virus corona jenis baru.

Berdasarkan data pasien dari Capital Region of Denmark dan Region Zealand, hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dapat, dengan kepastian hingga 90 persen, menentukan apakah seseorang yang belum terinfeksi akan meninggal karena COVID-19 atau tidak. Untuk pasien dengan infeksi virus corona jenis baru, setelah dirawat di rumah sakit, komputer dapat memprediksi dengan akurasi 80 persen apakah orang tersebut memerlukan alat bantu pernapasan.

“Kami mulai mengerjakan model komputer untuk membantu rumah sakit, karena selama gelombang pertama pandemi, mereka takut tidak memiliki cukup respirator untuk pasien perawatan intensif. Temuan baru ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dengan cermat siapa yang membutuhkan vaksin,” ujar Mads Nielsen, profesor dari Departemen Ilmu Komputer Universitas Copenhagen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement