Jumat 12 Feb 2021 01:45 WIB

Digitalisasi Jadi Kunci UMKM Bertahan di Masa Pandemi

UMKM juga harus jeli melihat kebutuhan masyarakat.

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Perajin menjemur sale pisang di Desa Cintajaya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (7/2/2021). Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 Rp 627,9 triliun, sebesar Rp 157,57 triliun ditujukan untuk mendukung UMKM dan koperasi.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Perajin menjemur sale pisang di Desa Cintajaya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (7/2/2021). Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 Rp 627,9 triliun, sebesar Rp 157,57 triliun ditujukan untuk mendukung UMKM dan koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) mendorong pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital agar bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sarana penjualan secara daring yang kini banyak tersedia mesti dimanfaatkan secara maksimal. 

“UMKM harus melakukan transformasi. Harus berubah dari yang dulunya hanya berjualan secara konvensional dengan menunggu pembeli, kini perlu melakukannya secara daring," kata Ketua Umum Akumindo Ikhsan Ingratubun saat webinar bertajuk "Agen 46, Ujung Tombak Inklusi Keuangan, Bertahan di Masa Pandemi, Kamis (11/2).

Dia mengakui, penjualan secara daring memang membutuhkan proses dan tak mudah bagi pelaku UMKM, khususnya mereka yang berusia 40 tahun ke atas yang kebanyakan terkendala dalam memahami cara menggunakan media daring.  "Tapi apa boleh buat, bahwa suka tidak suka, mau tidak mau di masa sulit ini harus melakukan transformasi," katanya.

Ikhsan juga meminta pelaku UMKM untuk jeli melihat kebutuhan masyarakat dan mengikuti tren. Salah satu contohnya adalah menjual alat pelindung diri (APD) atau produk sektor kesehatan lainnya di tengah pandemi. 

Ikhsan menegaskan, tujuan dari transformasi ini sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi pada masa pandemi covid-19. Dia berpendapat, ada dua hal yang perlu ditransformasikan oleh pelaku UMKM. Keduanya adalah meningkatkan kemahiran SDM dan transformasi usaha.

“Dengan meningkatkan kemahiran dalam mengoperasikan sistem daring, maka UMKM akan bangkit dengan cepat. Saat ini sudah ada sekitar 10 juta UMKM yang go digital atau 15 persen dari total keseluruhan 64 juta UMKM,” ucapnya.

Salah satu pemilik warung di Bekasi yang merupakan Agen 46, Slamet, merasakan sendiri manfaat dengan mengembangkan penjualan secara online dan menerima pengiriman barang yang dipesan di warungnya. Selama pandemi ini, Slamet menambah dua pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan melalui aplikasi pesan singkat. 

“Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau telepon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) kami hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi. Beruntung juga karena BNI memilih saya sebagai Agen 46,” kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement