Kamis 11 Feb 2021 21:36 WIB

Perwakilan Australia Bicara dengan Penasihat Suu Kyi

Penasihat Suu Kyi adalah warga asing pertama yang ditangkap dalam kudeta Myanmar

Red: Nur Aini
Dalam file foto 15 Juni 2012 ini, pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi memberi pengarahan kepada media setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg di wisma tamu pemerintah Norwegia di Oslo. Militer Myanmar telah mengambil kendali negara itu dalam keadaan darurat satu tahun dan laporan mengatakan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan para pemimpin pemerintah lainnya telah ditahan.
Foto: AP/Markus Schreiber
Dalam file foto 15 Juni 2012 ini, pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi memberi pengarahan kepada media setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg di wisma tamu pemerintah Norwegia di Oslo. Militer Myanmar telah mengambil kendali negara itu dalam keadaan darurat satu tahun dan laporan mengatakan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan para pemimpin pemerintah lainnya telah ditahan.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pada Kamis (11/2) bahwa perwakilan negara itu untuk Myanmar telah berbicara dengan Sean Turnell, pakar ekonomi dan penasihat Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

Turnell, pada Sabtu (6/2), menyatakan dirinya ditahan dan menjadi penangkapan pertama warga negara asing sejak kudeta militer 1 Februari lalu yang menumbangkan pemerintahan Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.

Baca Juga

"Duta Besar dan Profesor Turnell membicarakan tentang kesehatannya, keselamatannya, dan kondisi ia dalam penahanan," kata Payne.

Turnell adalah seorang profesor ekonomi di Macquarie University, Sydney, dan telah menjadi penasihat bagi Suu Kyi untuk mengambil kebijakan ekonomi sejak beberapa tahun lalu. Sebelumnya Australia pada pekan ini telah menyerukan pembebasan dirinya dengan segera.

Secara terpisah pada hari ini, ajudan dekat Suu Kyi juga ditahan dalam gelombang baru penangkapan menyusul kudeta militer pekan lalu, menurut pejabat partai. Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat siap menjatuhkan sanksi kepada junta di Myanmar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement