Kamis 11 Feb 2021 17:00 WIB

Satlantas Polresta Denpasar Bagi Sembako untuk Sopir Angkot

Para sopir angkot mengalami kesulitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Pembagian Sembako bagi para sopir angkot di Denpasar.
Foto: Dok. Sat
Pembagian Sembako bagi para sopir angkot di Denpasar.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jajaran Satuan lalu Lintas (Satlantas) Polresta Denpasar Bali, membagikan paket sembako kepada sopir angkot yang terdampak  Covid 19. Paket sembako berupa kebutuhan pokok seperti beras, mie instan. Pembagian sembako dipimpin langsung Kasat Lantas Polresta Denpasar Kompol Taufan Rizaldi. Menurutnya pembagian sembako sebagai salah satu wujud kepedulian Polri kepada masyarakat.

"Semenjak modernisasi pelayanan kendaraan umum berbasis teknologi, angkutan Kota Konvensional mengalami penurunan jumlah penumpang setiap harinya. Tak lama dari itu, tersebarlah Pandemi Covid-19 di wilayah Indonesia yang semakin memperparah penurunan minat penumpang kendaraan umum konvensional seperti Angkutan Kota,”ujar Kompol Taufan Rizali di Denpasar Bali Kamis (11/2). 

Kompol Taufan Rizali mengatakan, kegiatan yang di dilakukan lebih mengedepankan kepada simpatik preventif. Selain pembagian sembako kepada sopir angkot juga mengedukasi soal keselamatan berlalu lintas. 

“Pembagian sembako yang di laksanakan secara rutin ini memang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari para sopir angkot, namun ini merupakan bentuk kepedulian Polri kepada masyarakat. Selain itu kami juga memberikan edukasi kepada para sopir untuk tetap mematuhi peraturan berlalulintas serta protokol kesehatan Covid-19 selama berkendaran,”ujar Taufan.

Kasat Lantas Polresta Denpasar ini berharap, dalam situasi pandemi Covid 19 sepetri saat ini seluruh elemen untuk saling bahu membahu dan mengingatkan agar bersama mencegah penyebaran penyakit Covid-19.

“Mari kita saling berbagi di masa pandemi Covid 19 saat ini dan saya berharap bantuan yang disalurkan kepada para sopir angkot ini bermanfaat dan imbauan yang kami disampaikan dapat dilaksanakan,” ujar dia. 

Salah seorang sopir, Dani, mengatakan, saat masa pendemi Covid 19, sehari dirinya hanya mendapatkan penumpang di bawah 10 orang karena terbatasnya kegiatan masyarakat dan semakin canggihnya teknologi. Namun, para sopir tetap bersemangat bekerja walaupun belum bisa memenuhi kebutuhannya.

”Jelas sejak pendemi Covid 19 penghasilan kami sangat jauh menurun bahkan saat ini kami sangat terpuruk. Sering kami hanya mendapat penumpang di bawah 10 orang. Tetapi unuk kebutuhan hidup kami tetap bertahan, serta berharap pendemi ini segera berakhir,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement