Kamis 11 Feb 2021 14:40 WIB

Nadiem: Daerah 3T Jadi Prioritas Digitalisasi Sekolah

Mendikbud memastikan, ke depan akan terus mengakselerasi bantuan TIK

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) berbincang dengan Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau (kiri) di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (11/2/2021). Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS.
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) berbincang dengan Wali Kota Sorong Lambertus Jitmau (kiri) di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (11/2/2021). Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) akan menjadi salah satu area prioritas untuk digitalisasi sekolah. Nadiem menilai, hal ini akan mendorong pemerataan di dunia pendidikan.

"Mereka yang benar-benar butuh pemerataan tersebut, butuh akses internet yang berimbang sama seperti di kota. Pemerataan ini terus diupayakan pemerintah," kata Nadiem, dalam keterangannya Kamis (11/2).

Dalam kunjungannya ke Sorong, Nadiem mendorong program-program kerja prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2021. Program-program tersebut di antaranya digitalisasi sekolah, revitalisasi pendidikan vokasi, penguatan guru dan tenaga kependidikan, pembiayaan pendidikan, dan pemajuan kebudayaan.

 

Pada hari kunjungan pertamanya, Rabu (10/2), Mendikbud memastikan pemanfaatan bantuan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dari Kemendikbud sampai dan dimanfaatkan oleh para guru dan siswa SMPN 14 Kabupaten Sorong.

Mendikbud menyadari bantuan TIK ini masih belum sesuai dengan jumlah murid yang ada mengingat sekolah yang lain juga membutuhkan. Mendikbud memastikan, ke depan akan terus mengakselerasi bantuan TIK ini lebih banyak lagi.

"Teman-teman harus menyadari itu bukan alat yang yang murah dan banyak sekali sekolah lain yang juga membutuhkan. Tapi di tahun-tahun ke depan kita akan terus mengakselerasi bantuan TIK ini," kata dia lagi.

Pada saat yang sama, Duta Rumah Belajar Papua Barat, Novita Sari mengatakan kedatangan Mendikbud ke SMPN 14 merupakan pengalaman berharga di Tanah Papua. Di masa pandemi, dukungan pemerintah ditunjukkan oleh Kemendikbud melalui apresiasi bagi anak-anak Papua dan Papua Barat. Para siswa tidak hanya menerima bantuan fisik seperti peralatan TIK, tapi juga pilihan-pilihan pembelajaran.

"Banyak perubahan ketika anak-anak diberikan bantuan TIK. Semangat belajar mulai meningkat. Awalnya jenuh karena hanya membaca. Sekarang bisa browsing dan mencari sumber belajar yang beraneka ragam. Sekarang pelajaran lebih mudah mereka serap," kata Novita.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement