Kamis 11 Feb 2021 07:00 WIB

Modi Tawarkan Dialog pada Petani

Puluhan ribu petani berkemah di jalan raya utama di pinggiran New Delhi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Protes petani India di pinggir New Delhi.
Foto: Reuters
Protes petani India di pinggir New Delhi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengundang para petani melakukan protes untuk melakukan dialog, Rabu (10/2). Tawaran ini guna mengatasi kekhawatiran para petani tentang tiga undang-undang (UU) baru yang berupaya untuk menderegulasi sektor pertanian negara yang luas.

Sebanyak puluhan ribu petani telah berkemah di jalan raya utama di pinggiran New Delhi selama lebih dari dua bulan. Mereka memaksa pemerintah mencabut UU baru yang menurutnya menguntungkan pembeli swasta.

Baca Juga

"UU tersebut memberikan kebebasan kepada petani untuk langsung menjual hasil bumi kepada pembeli, melepaskan mereka dari pembatasan kuno menjual hasil panen hanya melalui pasar grosir," ujar Modi membela aturan baru itu sehari sebelum menawarkan dialog.

Menurut Modi ketika bertemu parlemen, UU tersebut dirancang untuk memberikan pilihan kepada petani, tanpa melemahkan pasar grosir yang ada. Anggota parlemen dari partai oposisi utama Kongres keluar dari parlemen, mengungkapkan solidaritas dengan para petani yang memprotes.

Para petani mengatakan UU tersebut secara bertahap akan membuat pasar grosir tradisional tidak relevan dan petani akan bergantung pada belas kasihan pembeli swasta. Sedangkan Modi mengatakan, sektor pertanian India membutuhkan investasi untuk membantu memodernisasi rantai pasokan makanan dan meningkatkan infrastruktur yang penting untuk meningkatkan pendapatan petani, sehingga sektor swasta India tidak boleh dicurigai.

"Sektor swasta India telah memainkan peran penting dalam kesejahteraan bangsa, dan kami membutuhkan pencipta kekayaan di sini,” kata Modi.

Menekankan perlunya beralih ke tanaman yang menguntungkan seperti buah-buahan dan hortikultura, Modi mengatakan petani India perlu melihat lebih dari sekadar menanam padi dan gandum. Setelah bertahun-tahun panen melimpah, India berjuang dengan persediaan beras dan gandum yang membengkak senilai miliaran dolar yang tidak terjual di gudang pemerintah.

Modi juga meminta pengunjuk rasa dan pendukungnya untuk berhenti merusak alun-alun tol dan tiang telekomunikasi. Aksi yang sebelumnya damai berubah semakin keras ketika petugas keamanan turun ke jalan dan memblokir pergerakan massa yang ingin menuju ibu kota.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement