Rabu 10 Feb 2021 17:06 WIB

CVR Pesawat Sriwijaya Air Diperkirakan Terendam Lumpur

Saat ini KNKT sudah memiliki prediksi koordinat atau posisi CVR Sriwijaya Air SJ182.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Petugas KNKT membawa Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kotak hitam tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium KNKT untuk dilakukan investisigasi lebih lanjut.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas KNKT membawa Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kotak hitam tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium KNKT untuk dilakukan investisigasi lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC terendam lumpur. Saat ini CVR pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 tersebut masih terus dicari.

“Dugaan kami, CVR ini terendam di bawah lumpur dan kami cari secara manual,” kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam konferensi video, Rabu (10/2).

Baca Juga

Meskipun begitu, Nurcahyo mengatakan, saat ini KNKT sudah memiliki prediksi koordinat atau posisi CVR. Titik tersebut, kata dia, mengacu kepada titik ditemukannya flight data recorder (FDR) dan Underwater Locator Beacon (ULB) dari CVR dan FDR.

Nurcahyo menambahkan, lokasi yang diprediksi menjadi koordinat CVR diperkirakan memiliki dimensi panjang 25 meter dan lebar 25 meter. “Kami sudah buat gars di bawah laut dan dibuat kotak-kotak lima meter sehingga penyelam akan cari kotak pertama, kotak kedua sampai selesai masing-masing,” jelas Nurcahyo.

Dia menuturkan, KNKT juga sudah menggunakan alat peniup lumpur sehingga air akan lebih bersih. Dengan begitu, Nurcahyo mengharapkan dapat melihat posisi CVR pesawat tersebut.

Peniup lumpur tersebut sudah dioperasikan sejak kemarin (9/2) pada pagi hari . Selanjutnya, pada sore hari, penyelam datang namun air lumpur dari sungai sampai ke lokasi sehingga mengganggu visibilitas kembali.

“Baru pagi ini penyelam bisa lihat lagi hasil setelah ditiup dan hasilnya baik. Jadi memang terlihat area di bagian yang kita tenggarai (koordinat CVR),” ungkap Nurcahyo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement