Rabu 10 Feb 2021 05:26 WIB

Begini Cara Mencegah dan Tangani Covid-19 pada Anak

Ada beberapa obat yang dibedakan untuk penanganan anak atau dewasa.

Rep: Santi Sopia / Red: Andi Nur Aminah
Anak pun bisa terpapar Covid-19, yang gejalanya sama saja dengan orang dewasa. Foto, Aisyah Alusa (10), seorang pasien Covid-19 yang terpapar dari ibunya (ilustrasi)
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Anak pun bisa terpapar Covid-19, yang gejalanya sama saja dengan orang dewasa. Foto, Aisyah Alusa (10), seorang pasien Covid-19 yang terpapar dari ibunya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi Covid-19 dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Dokter anak, dr Hijrah Harmansyah, dari RS Sandi Karsa, Makassar mengatakan pada dasarnya, gejala Covid-19 terhadap anak sama saja dengan orang dewasa. Akan tetapi daripada menebak, akan lebih baik jika berkonsultasi terkait gejala yang dialami anak atau balita kepada tenaga kesehatan.

“Ada beberapa obat yang dibedakan untuk penanganan anak atau dewasa. Bahkan, memang ada beberapa yang juga tidak bergejala,” kata dokter yang akrab disapa Ijha, dalam Live Instagram bersama Thebabyloft, belum lama ini.

Baca Juga

Untuk pencegahan, diperlukan protokol kesehatan ketat. Baik itu memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak dari sebanyak mungkin orang. Hindari kontak dengan banyak orang terlebih yang punya riwayat infeksi. Memang, menurut Ijha, sebaiknya anak lebih sering di rumah, kecuali terpaksa harus keluar namun dengan protokol kesehatan yang ketat. 

“Kita tidak tahu infeksi dari siapa dan di mana saja? Makannya untuk meminimalisir risiko, kurangi aktivitas ke luar dan kontak dengan banyak orang. Kalau memang harus keluar, ptotokol kesehatan ketat, baik menyentuh barang, memakai masker, cuma kan kalau anak suka sulit,” katanya. 

Jika anak mengalami sakit, bisa ditangani terlebih di rumah, namun bila berlanjut, perlu langsung dikonsultasikan ke layanan kesehatan. Ijha menambahkan soal perawatan anak dikembalikan lagi kepada kenyamanan orang tua dan anaknya sendiri. Konsultasikan juga mengenai kondisi anak maupun orang tua.

Isolasi mandiri juga bisa dilakukan setelah mendapat penanganan dari rumah sakit. Jika yang terkonfirmasi adalah orang tua dan anak, keduanya dapat isolasi bersama. Namun jika hanya salah satu, yaitu sang anak, misalnya, Ijha tetap menyerankan orang dewasa yang harus lebih sadar akan protokol kesehatan. “Orang tuanya tetap pakai masker saat isolasi, karena anak kadang kan berapa detik juga mau lepas,” ujarnya.

Saat isolasi, penting untuk memerhatikan kebutuhan anak, seperti nutrisi maupun aktivitas bermainnya. Jika isolasi di luar rumah, orang tua juga bisa mempersiapkan dan memfasilitasi kegiatan bermain anak.

Adapun Ijha menambahkan sampai saat ini belum ad uni klinis vaksin untuk anak. Pasalnya, saat ini yang dicari adalah herd immunity, di mana orang dewasa usia 18 tahun ke atas sudah melebihi 70 persen penduduk dunia.

“Jadi diharapkan kalau orang dewasa sudah vaksin, anak-anak pun mendapatkan herd immunity dari yang sudah divaksin. Tapi nantinya akan dimasukan juga ke dalam uji klinis untuk anak,” tambahnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement