Selasa 09 Feb 2021 15:02 WIB

Pertamina Kebut Digitalisasi SPBU

Berkat digitalisasi Pertamina bisa cepat kirim kebutuhan BBM di daerah.

Salah satu SPBU Pertamina (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu SPBU Pertamina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina terus melakukan inovasi, salah satunya melakukan digitalisasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hingga kini PT Pertamina sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 stasiun SPBU.

"SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia," kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno, Senin (8/2).

Putut berkata, program digitalisasi itu memiliki manfaat yang cukup bagus, karena program imi bisa langsung memonitor langsung bila stok di SPBU habis. "Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis," ucap Putut.

Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program. Di mana konsumen dapat membeli BBM tanpa harus membayar cash di masa pandemi seperti saat ini.

"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional," katanya.

Kondisi ini pula, kata dia, yang mendorong Pertamina, untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisi upstream, midstream, dan corporate. Tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah diselesaikan.

Dari digitalisasi SPBU, kata dia, tentunya akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time. Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.

Tak hanya kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem pre-purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi perhari. Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dari berbagai aspek.

"Tentu kita tidak berhenti sampai disini. Selanjutnya Pertamina telah menyiapkan pengembangan sistem lebih lanjut menggunakan data dan informasi yang didapat dari digitalisasi SPBU, yakni sistem autoreplenishment dan sistem prepurchase pembelian BBM Subsidi," bebernya

Dari segi manfaat utama yang dapat dirasakan setelah selesainya digitalisasi SPBU, jelas Putut, secara real time dapat melakukan monitoring sales atau penjualan, monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tanki, dan mengembangkan auto scheduling dalam pengiriman BBM ke SPBU.

"Dengan demikian, digitalisasi SPBU ini bisa membantu kami memastikan penyaluran BBM yang tepat sasaran dan memastikan keadaan stok di SPBU selalu dalam kondisi aman untuk melayani kebutuhan masyarakat," kata dia.

Belum lagi, kata dia, digitalisasi SPBU juga menawarkan manfaat bagi masyarakat dalam proses transaksi di SPBU. Digitalisasi memperkuat jaringan SPBU dalam menawarkan metode pembayaran non tunai melalui Aplikasi MyPertamina. Selain itu, melalui aplikasi MyPertamina masyarakat juga ditawarkan berbagai loyalty program seperti promo dan penawaran khusus untuk pembelian produk ritel Pertamina.

"Banyak keuntungan yang dapat dinikmati tentunya. Ini adalah upaya Pertamina mendorong masyarakat ke era digital serta memastikan pelanggan Pertamina merasakan customer experience yang memuaskan," ucap dia. Digitalisasi SPBU ini, kata Putut, merupakan wujud komitmen sinergi BUMN yang nyata untuk kepentingan masyarakat serta negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement