Selasa 09 Feb 2021 13:16 WIB

Jack Ma Cs Makin Dikekang Aturan China

Regulator China merilis pedoman antimonopoli baru pada raksasa teknologi

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bukti Terpampang Nyata, Jack Ma Cs Makin Dikekang Aturan China (Foto: Reuters/Lucy Nicholson)
Bukti Terpampang Nyata, Jack Ma Cs Makin Dikekang Aturan China (Foto: Reuters/Lucy Nicholson)

Pemerintah China semakin memperketat aturan pada layanan internet. Baru-baru ini, regulator setempat merilis pedoman anti monopoli baru pada raksasa teknologi seperti Alibaba, Ant Group, Tencent hingga Baidu.

Pendiri Alibaba dan Ant Group, Jack Ma, telah lama berurusan dengan pemerintah China bahkan membuat Ma menghilang selama tiga bulan. Alhasil, Ant Group gagal IPO, Alibaba juga tengah berurusan dengan antitrust terkait dugaan monopoli.

Baca Juga

Perubahan signifikan ini dinilai mendorong persaingan sehat. Pasalnya, China telah lama membiarkan para raksasa teknologi untuk menguasai pasar. State Administration for Market Regulation (SAMR) menyebutkan bahwa aturan tersebut akan menghentikan perilaku monopoli.

Baca Juga: Jack Ma vs Pemerintah China Bikin Investor Ketar-Ketir dengan Masa Depan Alibaba

Dilansir dari Reuters di Jakarta, Selasa (9/2/21) salah satu larangan tersebut adalah tidak boleh memaksa merchant untuk bergabung dengan pemain teratas China.

Tak hanya itu, SAMR juga akan melarang raksasa teknologi menetapkan aturan harga, melakukan pembatasan penggunaan teknologi dan menggunakan data serta algoritma untuk memanipulasi pasar.

SAMR mengklaim bahwa tindakan monopoli ini kian meningkat. Karena itulah mereka berupaya menghadapi tantang ini karena masih ada perilaku yang lebih tersembunyi.

"Perilaku lebih tersembunyi, menggunakan data, algoritma, aturan platform dan sebagainya membuatnya lebih sulit ditemukan dan menentukan apa yang dimaksud perjanjian monopoli," ungkap ASMR.

Regulasi yang sudah berbentuk draft sejak November 2020 ini akan mengetatkan perilaku para penyedia layanan di internet. Alibaba dan Ant Group telah lama menjadi bulan-bulanan pemerintah China. Kedua raksasa teknologi besutan Jack Ma itu pun mengatakan siap bekerja sama dengan pemerintah dalam penyelidikan dan tetap beroperasi seperti biasa.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement