Selasa 09 Feb 2021 06:49 WIB

Benarkah Ada Kesialan dalam 3 Perkara Berikut Ini?

Terdapat hadits yang menyebut ada kesialan dalam tiga perkara

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat hadits yang menyebut ada kesialan dalam tiga perkara. Ilustrasi perempuan
Terdapat hadits yang menyebut ada kesialan dalam tiga perkara. Ilustrasi perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam hadits sahih dari jalur Abdullah Umar, disebutkan Rasulullah SAW bersabda bahwa ada tiga kesialan pada tiga hal ini, yaitu kuda, perempuan, dan rumah. Apa maksud dari hadits ini?

عن عبد الله بن عمر ـ رضي الله عنهما ـ قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: إنما الشؤم في ثلاثة: في الفرس، والمرأة، والدار

Baca Juga

Imam Nawawi menjelaskan, para ulama berbeda pendapat tentang makna hadits tersebut. Imam Malik berpendapat, hadits tersebut tidak perlu ditakwil dan dimaknai apa adanya yaitu terkadang Allah SWT menjadikan tempat tinggal menjadi penyebab kerusakan atau kehancuran, demikian juga perempuan.

Imam al-Khuthabi dan sebagian ulama lainnya mengatakan, hadits ini menjadi pengecualian dari hadits tentang thiyarah (kesialan) yang dilarang. Penjelasannya begini, semua anggapan kesialan dilarang kecuali tiga hal ini yaitu rumah ketika penghuninya tidak betah, atau perempuan yang tidak mengenakkan pertemenannya sehingga diijauhi banyak orang.  

Ada pula yang berpendapat, kesialan pada rumah adalah ketika seseorang mendapat tetangga yang jahat. Kesialan pada diri wanita adalah ketika dia tidak mampu menghasilkan keturunan, dan banyak bicara yang tidak bermanfaat.

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya "Fath al-Baari" mengutip perkataan Abdul Razzaq dalam Musannafnya dari jalur Muammar, bahwa dia mendengar seseorang memberi penjelasan tentang hadits tersebut.

Dalam penjelasan itu disampaikan bahwa kesialan wanita adalah jika dia tidak melahirkan. Kesialan atas kuda yakni ketika mereka tidak bisa dijinakkan. Berikutnya, kesialan rumah adalah ketika ada tetangga yang jahat.

Sementara itu, Abu Dawud mengeluarkan riwayat dalam al-Tibb dari Ibnu Qasim dari Malik. Dia ditanya terkait hadits tersebut, dan mengatakan bahwa berapa banyak orang yang tinggal di sebuah rumah dan binasa.

Ibn Al-Arabi mengatakan, Imam Malik tidak menyebut bahwa kesialan itu karena rumah yang ditinggali seseorang, tetapi karena kebiasaan yang dilakukan penghuni di dalam rumah. Maka, seseorang haruslah meninggalkan kebiasaan buruk itu dan melakukan perubahan atas dirinya.

Karena jika perbuatan buruk terus berlanjut, maka justru akan membuatnya meyakini kesialan terhadap rumah benar dan menimbulkan pesimisme serta akan jatuh pada keyakinan yang dilarang untuk dipercayai.

Sumber: mawdoo3 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement