Selasa 09 Feb 2021 02:35 WIB

Seniman Bahasa Isyarat Hubungkan Tunarungu dengan Musik BTS

BTS sering menyampaikan pesan filosofis melalui lagu-lagunya dan menghibur orang

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Gita Amanda
BTS sering menyampaikan pesan filosofis melalui lagu-lagunya dan menghibur orang.
Foto: Bih Hit Entertainment/Sony Music.
BTS sering menyampaikan pesan filosofis melalui lagu-lagunya dan menghibur orang.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah terpesona dengan boy band TVXQ, seorang seniman bahasa isyarat Saori Fujimoto (31 tahun) mulai belajar bahasa Korea. Saori yang menolak disebut penerjemah itu tidak hanya menafsirkan untuk orang-orang yang benar-benar atau sebagian kehilangan kemampuan pendengarannya, tetapi juga membawakan lagu K-pop dengan cara yang unik untuk membantu mereka menikmati musik.

Sejauh ini, dia telah tampil untuk lagu BTS "ON" (2020) dan "Dynamite" (2020), di antara banyak lainnya hingga mengumpulkan ulasan positif dari penggemar di seluruh dunia. "BTS sering menyampaikan pesan filosofis melalui lagu-lagunya dan membawa penghiburan bagi orang-orang di seluruh dunia," kata Saori dilansir The Korea Times, Senin (8/2).

Baca Juga

Karena itu, dia secara khusus ingin membuat beberapa konten dengan musik BTS, dengan cara yang dapat diapresiasi oleh semua orang, termasuk tuna rungu. Dia memadukan gerakan bahasa isyarat dengan koreografi untuk membuat penampilannya terlihat lebih dinamis. Namun, dia berusaha untuk tidak terlalu banyak memasukkan penekanan pada gerakan tari, mengingat fakta bahwa para tuna rungu dapat salah paham terhadap arti liriknya, bahkan, arah wajah pun memiliki konotasi yang berbeda.

“Banyak orang dengan gangguan pendengaran tidak tahu bahasa Korea dan tata bahasanya dengan baik. Jadi saya harus berusaha untuk mengungkapkan lirik sejelas mungkin saat tampil,” ujar Sairo.

 

Saori mengatakan dia akan membuat lebih banyak pertunjukan di saluran YouTube-nya, karena konten untuk tuna rungu selalu tidak memadai. Namun, beberapa orang menyerangnya secara daring karena menggunakan bakatnya untuk mempromosikan K-pop dan KSL, alih-alih bahasa isyarat negaranya sendiri.

“Komentar negatif di akun media sosial saya terkadang menyakiti saya, tetapi saya tahu ada lebih banyak orang yang mendukung saya,” kata Saori.

Untuk membuktikan kemampuannya, Saori mengikuti tes sertifikasi resmi Asosiasi Tuna Rungu Korea untuk penerjemah bahasa isyarat pada Juli, dan lulus tes tertulis. Dia menjadi orang asing pertama yang mencapai prestasi tersebut. Uji kinerja, yang merupakan langkah terakhir untuk mendapatkan sertifikat, awalnya dijadwalkan pada Oktober, tetapi ditunda hingga Maret karena pandemi Covid-19 yang berlarut-larut.

Saori mengatakan akan terus menghubungkan tuna rungu dengan K-pop, dan mungkin lebih. "Saya yakin peran saya adalah untuk mempromosikan kesadaran tunarungu di Korea dan luar negeri,” ujar dia.

Saori ingin mendirikan perusahaan sosial untuk mencapai tujuan itu dan terus membuat konten yang menghubungkan bahasa isyarat dan musik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement