Senin 08 Feb 2021 20:38 WIB

Protes Kampus Bogazici dan Ketakutan Erdogan Generasi Z?

Erdogan disebut khawatir menghadapi kekuatan generasi Z

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Erdogan disebut khawatir menghadapi kekuatan generasi Z. Erdogan
Foto: Republika
Erdogan disebut khawatir menghadapi kekuatan generasi Z. Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan khawatir protes yang terjadi di Universitas Bogazici menentang pemerintahan totaliternya dan membalasnya dengan pendekatan “tangan besi.” Universitas Bogazici adalah salah satu dari benteng pemikiran demokrasi dan liberal Turki yang tersisa.

Fakultasnya yang tangguh dan mahasiswanya yang berpikiran kritis adalah ancaman bagi Erdogan. Mereka adalah jenis kekuatan yang ingin Erdogan bersihkan dari Turki. Universitas adalah tempat nyaman beragam komunitas, dari kiri hingga kanan. Ada kaum liberal, anarkis, feminis, aktivis LGBTQI +, Kurdi, ateis, dan ada juga mereka para Muslim saleh yang tidak takut pada siapa pun kecuali Allah.

Baca Juga

Mereka menolak rektor baru yang diangkat Erdogan, Melih Bulu dengan alasan dia melakukan plagiarisme dan anggota aktif Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang didirikan Erdogan. Pada 2009 lalu, dia sempat mencalonkan diri sebagai wali kota. Keputusan Erdogan jelas memperlihatkan pengangkatan Bulu agar mengontrol institusi ini.

Selama berpekan-pekan, para dosen dan mahasiswa menggelar protes. Mereka berbaris menghadap ke kantor rektor. 

Melihat aksi protes tersebut, Erdogan marah dengan membawa polisi untuk mengatasi demonstrasi. Sementara ini, sudah ratusan mahasiswa ditangkat dan empat orang ditahan. Pihak pemerintah mencap para demonstran sebagai “teroris.” Terlebih, Erdogan telah menggunakan homofobia dengan menyatakan “Tidak ada yang namanya LGBT.” Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu menyebut aksi protes itu sebagai gerakan yang “memberontak.” 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement