Senin 08 Feb 2021 16:26 WIB

MUI Dorong Ulama Lansia Diprioritaskan Terima Vaksin

Selama pandemi Covid-19 sudah ratusan ulama dan kiai wafat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
MUI Dorong Ulama Lansia Diprioritaskan Terima Vaksin. Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin selama kampanye vaksinasi COVID-19 untuk petugas kesehatan di Banda Aceh, Indonesia, 08 Februari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi untuk petugas kesehatan sebelum mendistribusikannya ke publik. Indonesia telah melaporkan lebih dari satu juta kasus COVID-19 sejak awal pandemi, jumlah tertinggi di Asia Tenggara.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
MUI Dorong Ulama Lansia Diprioritaskan Terima Vaksin. Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin selama kampanye vaksinasi COVID-19 untuk petugas kesehatan di Banda Aceh, Indonesia, 08 Februari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi untuk petugas kesehatan sebelum mendistribusikannya ke publik. Indonesia telah melaporkan lebih dari satu juta kasus COVID-19 sejak awal pandemi, jumlah tertinggi di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia) telah dimulai Senin (8/2). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis mendorong pemerintah memprioritaskan para ulama lansia untuk divaksin.

“Prioritas vaksin untuk ulama lansia sangat perlu, karena yang rentan itu untuk lansia, karena banyak dari merekayang  sudah punya penyakit bawaan,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/1).

Baca Juga

Berdasarkan data asosiasi Pesantren NU, selama masa pandemi Covid-19 sudah ratusan ulama dan kiai yang meninggal dunia. Karena itu, Kiai Cholil berharap pemerintah tidak membeda-bedakan dalam memberikan vaksin kepada lansia, khususnya kepada para ulama yang adalah pewaris para nabi.

“Kita harap tidak membeda-bedakan soal bagaimana menyelamatkan anak bangsa untuk memberikan vaksin kepada lansia,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok itu.

Kiai Cholil mengatakan, MUI juga sangat mendukung pemerintah memberikan vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya kepada ulama. Karena, menurut dia, jika yang diberikan vaksin kurang dari 70 persen penduduk Indonesia, vaksin tersebut menjadi kurang efektif.

“Kalau kurang dari populasi yang ditentukan yaitu 70 persen dari populusi penduduk kita, maka vaksin kurang efektif,” kata Kiai Cholil.

“Karena itu kami mendukung dan sepenuhnya mendorong vaksinasi kepada ulama lansia terutama, dan kepada seluruh lapisan bangsa ini untuk menguatkan dan membangkitkan Indonesia,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement