Senin 08 Feb 2021 10:48 WIB

Survei: Warga Jepang Tolak Olimpiade Berkurang

28 persen responden setuju Olimpiade Jepang tetap diselenggarakan tanpa penonton.

 Orang-orang melihat pemasangan ulang monumen cincin Olimpiade di tepi laut Taman Laut Odaiba, di Tokyo, Jepang, 01 Desember 2020. Monumen cincin Olimpiade telah dipasang kembali ke lokasi aslinya setelah pekerjaan pemeliharaan. Olimpiade Tokyo 2020 telah dijadwalkan ulang menjadi 23 Juli 2021, karena pandemi virus corona.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Orang-orang melihat pemasangan ulang monumen cincin Olimpiade di tepi laut Taman Laut Odaiba, di Tokyo, Jepang, 01 Desember 2020. Monumen cincin Olimpiade telah dipasang kembali ke lokasi aslinya setelah pekerjaan pemeliharaan. Olimpiade Tokyo 2020 telah dijadwalkan ulang menjadi 23 Juli 2021, karena pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mayoritas warga Jepang tetap menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini --di tengah pandemi virus corona-- namun rasionya turun secara signifikan. Itu setidaknya menurut jajak pendapat atau survei surat kabar Yomiuri, Senin (8/2).

Dilansir Reuters, sekitar 28 persen responden Yomiuri mengatakan mereka ingin Olimpiade dibatalkan. Rasio sama terlihat pada warga yang menganggap ajang olahraga dunia itu harus diselenggarakan tanpa penonton.

Jajak pendapat Yomiuri menunjukkan total 61 persen responden menginginkan Olimpiade ditunda atau dibatalkan sama sekali.

Persentase itu sekitar 20 persen lebih rendah dari jajak pendapat sebelumnya yang dilakukan baru-baru ini. Hanya 36 persen responden yang mendukung penyelenggaraan Olimpiade Tokyo musim panas ini.

Di antara mereka, 28 persen tidak ingin ada penonton di lokasi pertandingan sementara delapan persen sisanya mendukung pertandingan diselenggarakan dengan kehadiran penonton.

Olimpiade Tokyo 2020 mengalami penundaan karena pandemi Covid-19. Ajang akbar ini dijadwalkan ulang untuk berlangsung tahun ini, mulai 23 Juli.

Sekitar 56 persen responden memperkirakan pandemi virus corona tidak berubah pada musim panas. Sementara itu, 37 persen melihat kemungkinan ada perbaikan dan tiga persen memperkirakan kondisi akan memburuk.

Sekitar 70 persen responden percaya vaksinasi akan membantu memperbaiki keadaan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement