Senin 08 Feb 2021 07:27 WIB

Kenaikan Harga Jengkol Sumbang Inflasi Januari Sumbar

Inflasi sumbar pada Januari 0,12 persen, didorong kenaikan harga kelompok makanan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan pada Januari 2021, Sumbar tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Desember 2020 sebesar 0,67 persen (mtm). Menurut Wahyu, inflasi di Sumbar pada Januari 2021 terutama berasal dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan pada Januari 2021, Sumbar tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Desember 2020 sebesar 0,67 persen (mtm). Menurut Wahyu, inflasi di Sumbar pada Januari 2021 terutama berasal dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan pada Januari 2021, Sumbar tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Desember 2020 sebesar 0,67 persen (mtm). Menurut Wahyu, inflasi di Sumbar pada Januari 2021 terutama berasal dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).

"Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas jengkol, bawang merah dan kentang," kata Wahyu, melalui siaran pers yang diterima, Ahad (7/2).

Harga jengkol tercatat meningkat didorong oleh peningkatan permintaan sementara pasokan terbatas. Komoditas bawang merah juga turut menyumbang inflasi yang disebabkan oleh masih kurangnya pasokan akibat belum masuknya masa panen di beberapa sentra produksi bawang merah. Sementara itu kentang mengalami inflasi yang disebabkan oleh terbatasnya pasokan di masyarakat.

Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman di restoran dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen (mtm) yang didorong oleh kenaikan harga nasi dengan lauk. Kenaikan harga nasi dengan lauk didorong oleh kenaikan harga bahan makanan seperti tahu, ikan tongkol maupun kenaikan harga ikan goreng.

Sementara itu lanjut Wahyu, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya juga tercatat mengalami inflasi dengan andil inflasi 0,07 persen (mtm). Hal itu disebabkan oleh kenaikan biaya rekreasi antara lain kenaikan harga tiket masuk Museum Adityawarman di Kota Padang.

Kemudian inflasi di Sumbar pada Januari 2021 lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi dengan nilai deflasi sebesar 0,33 persen (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi didorong oleh penurunan tarif angkutan udara sebesar 0,36 persen (mtm) sejalan dengan normalisasi harga tiket pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021.

"Komoditas pangan lainnya yaitu cabai merah, kangkung, ikan gembolo/ikan aso-aso dan jeruk tercatat deflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,07 persen, 0,03 persen, 0,02 persen dan 0,02 persen," ujar Wahyu.

Wahyu menambahkan harga komoditas cabai merah tercatat menurun seiring dengan mulai masuknya panen cabai merah dibeberapa sentra produksi lokal seperti Kabupaten Agam dan Kabupaten Solok. Kemudian juga mulai masuknya pasokan cabai merah dari Pulau Jawa ke Sumbar. Sementara itu harga komoditas kangkung, ikan gembolo/ikan aso-aso dan jeruk tercatat mengalami deflasi didukung oleh kecukupan pasokan dan permintaan masyarakat yang stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement