Ahad 07 Feb 2021 21:47 WIB

Ribuan Rumah Warga Kembali Terkena Rob di Pesisir Indramayu

Sejumlah warga pun terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir akibat gelombang tinggi air laut (rob), kembali melanda pesisir Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Ahad (7/2). Banjir merendam ribuan rumah warga dengan ketinggian 20 cm – 1 m.
Foto: Korlap Tagana Indramayu
Banjir akibat gelombang tinggi air laut (rob), kembali melanda pesisir Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Ahad (7/2). Banjir merendam ribuan rumah warga dengan ketinggian 20 cm – 1 m.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir akibat gelombang tinggi air laut atau yang dikenal dengan istilah rob, kembali melanda pesisir Indramayu. Tepatnya di Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Ahad (7/2). Sejumlah warga pun terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut.

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, menjelaskan, banjir rob mulai menerjang pemukiman warga sekitar pukul 03.00 WIB. Banjir merendam ribuan rumah warga, sarana peribadahan dan gedung-gedung sekolah di kedua desa tersebut. "Ketinggian air banjir bervariasi, antara 20 centimeter (cm) sampai satu meter," kata Waminudin kepada Republika.

Baca Juga

Hingga sekitar pukul 09.00 WIB, banjir rob yang menggenangi pemukiman warga baru surut sekitar 10 cm. Banjir terparah, dialami warga yang rumahnya tepat berada di sepanjang pantai Eretan. Mereka pun terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabat mereka yang tidak terkena banjir.

Menurut Waminudin, banjir rob kali ini tergolong cukup parah. Padahal, kondisi bulan saat ini sedang tidak purnama. "Ketinggian ombak mencapai dua sampai tiga meter," terang Waminudin.

Dengan ketinggian ombak tersebut, air laut melebihi breakwater sehingga melimpas masuk ke pemukiman warga. Ditambah lagi, kondisi breakwaternya juga sudah mengalami kerusakan. "Breakwater yang rusak terkikis habis ada sepanjang kurang lebih empat kilometer (km). Jadi tidak bisa menahan air laut," tutur Waminudin.

Banjir rob itupun memenuhi sungai yang ada di wilayah setempat. Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi Desa Kertawinangun. Namun, banjir di Desa Kertawinangun itu tak separah yang terjadi di Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon.

Terpisah, Kepala Sekretariat BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, mengakui, rob di pesisir Eretan memang sulit dihindari. Sedangkan untuk merelokasi warga, juga tidak semudah membalikan telapak tangan.

Untuk itu, lanjut Caya, solusi yang mungkin bisa dilakukan yakni berupa penataan lingkungan di sana. Selain itu, peninggian bangunan rumah warga juga harus dilakukan agar air tidak masuk ke rumah mereka. "Breakwater juga harus diperbaiki. Namun itu kewenangan BBWS Citarum," tandas Caya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement