Ahad 07 Feb 2021 08:41 WIB

China Setujui Penggunaan Lebih Luas Vaksin Sinovac 

Masyarakat umum di luar kelompok berisiko tinggi juga mendapat vaksin Covid-19.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac.
Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA
Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Regulator China telah memberikan persetujuan untuk memperluas kategori penerima vaksin Sinovac. Masyarakat umum di luar kelompok berisiko tinggi dan prioritas kini juga bisa menerima vaksin Covid-19 tersebut secara gratis. 

Persetujuan yang baru dikeluarkan oleh regulator China ini memungkinkan masyarakat umum juga mendapatkan vaksin secara gratis. Meski demikian, rencana ini masih dalam proses penelitian. Sinovac akan diminta untuk menyerahkan data tindak lanjut serta laporan efek samping setelah vaksin dijual di pasaran.

Baca Juga

Ini adalah vaksin buatan lokal China kedua yang mendapatkan persetujuan bersyarat. Beijing mengesahkan vaksin Sinopharm milik negara pada bulan Desember 2020 lalu. China sebelumnya mengatakan setiap vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis untuk warganya dengan pemerintah yang menanggung tagihannya. 

Sejauh ini perusahaan Sinovac baru merilis data tahap 1 dan tahap 2 untuk vaksinnya. Data uji klinis lengkap untuk uji coba tahap 3 akan dirilis dalam jurnal peer-review, kata Pearson Liu, juru bicara perusahaan. Uji klinis tahap 3 diadakan di Brasil, Chili, Indonesia dan Turki, dengan total 25 ribu sukarelawan.

Vaksin Sinovac telah dijual setidaknya ke 10 negara lain Di China, penggunaan vaksin Sinovac mendapat persetujuan pada darurat Juli 2020. Saat itu penerima vaksin di China diutamakan dari kalangan pekerja medis dan karyawan perusahaan milik negara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement