Ahad 07 Feb 2021 06:08 WIB

Ekonomi Kontraksi, Kasus Covid-19 Tetap Tinggi

Perekonomian nasional sepanjang 2020 terkontraksi 2,07 persen.

Sejumlah kendaraan melintasi gapura perbatasan provinsi Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta di Salam, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (5/2/2021). Pemerintah provinsi Jawa Tengah akan menerapkan program Dua Hari di Rumah Saja pada tanggal (6-7/2/2021) guna menekan penyebaran COVID-19 dengan menutup seluruh tempat wisata, pasar dan pusat keramaian.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah kendaraan melintasi gapura perbatasan provinsi Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta di Salam, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (5/2/2021). Pemerintah provinsi Jawa Tengah akan menerapkan program Dua Hari di Rumah Saja pada tanggal (6-7/2/2021) guna menekan penyebaran COVID-19 dengan menutup seluruh tempat wisata, pasar dan pusat keramaian.

Oleh : Friska Yolandha*

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir setahun kita 'berteman' dengan Covid-19. Hampir setahun ini pula setiap individu di negara ini berjuang untuk bertahan, baik bertahan agar tak terinfeksi Covid-19, juga berjuang agar dapur tetap ngebul.

Tahun 2020 bukanlah tahun yang positif bagi Indonesia. Tiga kuartal berturut-turut perekonomian tumbuh ke bawah alias negatif. Hanya kuartal I 2020 yang tumbuh positif, meskipun tidak sebaik yang diharapkan, yaitu 2,97 persen.

Kuartal II jadi tiga bulanan terparah dengan pertumbuhan minus 5,3 persen. Ini terjadi karena penerapan pembatasan kegiatan yang membuat perekonomian lumpuh.

Pada kuartal III, pembatasan kegiatan mulai dilonggarkan sehingga kontraksinya tidak sedalam kuartal sebelumnya. Ekonomi kontraksi 3,49 persen. Pada penutup tahun, ekonomi Indonesia turun 2,19 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi sepanjang 2020 terkontraksi 2,07 persen. Artinya, Indonesia masih dalam kondisi resesi karena Produk Domestik Bruto (PDB) minus tiga kuartal berturut-turut.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kondisi ini merupakan yang terburuk sejak 1998. Namun, Indonesia tak sendiri karena hampir semua negara yang terdampak pandemi Covid-19 juga mengalami kontraksi ekonomi.

Sektor transportasi dan pergudangan jadi yang paling terpukul akibat pandemi. Pada 2020, penerbangan diperketat bahkan beberapa rute dihentikan operasionalnya agar virus tak menyebar ke banyak wilayah. Pergudangan lumpuh karena banyak pabrik tak beroperasi karena kehabisan bahan baku yang sebagian impor.

Konsumsi masyarakat pada kuartal IV minus 3,61 persen. Di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh 1,76 persen pada kuartal IV 2020. Artinya, Produk Domestik Bruto (PDB) ditopang oleh belanja pemerintah berupa berbagai jenis bantuan Covid-19.

Ekonomi kuartal I tahun ini pun diprediksi belum akan kembali ke kondisi normal. Meskipun sudah menunjukkan pemulihan, ekonomi kuartal I 2021 diperkirakan masih akan terkontraksi. Seberapa besar kontraksinya akan bergantung pada kebijakan pemerintah nanti.

Hampir 1 tahun Covid-19 di Indonesia, pemerintah hampir tidak dapat memilih antara memprioritaskan kesehatan atau ekonomi. Di satu sisi, penyebaran Covid-19 yang begitu cepat membuat kasus di Indonesia tumbuh berkali-kali lipat hingga saat ini melebihi 1 juta kasus. Di sisi lain, pemerintah juga tidak mampu menerapkan lockdown total mengingat keterbatasan anggaran untuk menghidupi 270 juta penduduk.

Satu-satunya harapan saat ini adalah terciptanya herd immunity dari vaksin Covid-19 yang sudah mulai digelar sejak awal tahun ini. Pak Presiden menjadi orang pertama yang divaksin, diikuti pejabat publik lain serta influencer seperti Raffi Ahmad.

Sementara vaksinasi berjalan, pembatasan kegiatan tetap dilakukan meskipun tidak dibatasi total. Ekonomi harus tetap berjalan meski terseok-seok.

Pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional selesai pada Desember 2021. Usai vaksinasi pun, kondisi tidak akan kembali seperti semula. Perlu beberapa waktu lagi untuk beradaptasi dengan kondisi yang beru sampai akhirnya kondisi normal sebelum pandemi akhirnya tercipta.

Kaum rebahan diminta bertahan sampai akhir tahun ini. Yuk sanggup yuk.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement