Sabtu 06 Feb 2021 15:13 WIB

Jayawijaya Tekan Kematian Bayi Akibat Pneumonia

Angka pneumonia memang masih tinggi hanya belum terdata dengan baik.

Jayawijaya Tekan Kematian Bayi Akibat Pneumonia (ilustrasi).
Foto: Pexels
Jayawijaya Tekan Kematian Bayi Akibat Pneumonia (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,WAMENA -- Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua melalui dinas kesehatan setempat mengoptimalkan dua tenaga dokter spesialis anak untuk menekan kematian bayi akibat pneumonia.

Kepala Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Jayawijaya dokter Yuristianti di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (6/2), mengatakan angka pneumonia memang masih tinggi hanya belum terdata dengan baik.

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian tertinggipadaanak usia bawah lima tahun Pneumonia adalahperadangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi dengan gejala yang ringan hingga berat.

"Hanya mungkin sekarang kematian akibat pneumonia itu bisa kita tahu kasus-kasusnya tidak terlalu banyak, tetapi saya tidak punya datanya. Kasus ini bisa ditekan apalagi kita sudah punya dokter spesialis anak dua," katanya.

 

Ia mengatakan fasilitas kesehatan untuk perawatan bayi di Jayawijaya juga semakin membaik sehingga sangat mendukung dalam menekan kematian bayi akibat virus yang menyerang paru-paru tersebut.

"Dan kesadaran masyarakat membawa anak yang dideteksi mengalami pneumonia ke puskesmas sudah mulai ada, paling tidak di lima layanan (puskesmas) ini untuk dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Salah satu program tahun 2021 untuk menekan Pneumonia adalah menjalankan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

Pihaknya sedang mengupayakan agar pada program kerja tahun ini mereka bisa memiliki data pneumonia setiap bulan, terutama di lima puskesmas, lalu dilakukan lagi di puskesmas lain.

"Untuk edukasi terkait pencegahan pneumonia ini kami bekerja sama dengan melakukan promosi kesehatan, jadi perilaku hidup bersih dan sehat ditekankan supaya masyarakat tahu dan semakin tahu caranya, termasuk kapan harus harus berkunjung ke puskesmas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement