Jumat 05 Feb 2021 19:46 WIB

Pengamat: PDB Pertanian 2020 Jadi Bantalan Selama Resesi

PDB Pertanian Kuartal IV 2020 tumbuh 2,59 persen yoy didukung tanaman pangan

Pemerhati masalah pertanian dari IPB, Bustanul Arifin.Prof Bustanul Arifin memberikan respon positif atas kinerja sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV 2020. Melansir data BPS, PDB sektor pertanian pada kuartal IV 2020 tersebut tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen dan diikuti hortikultura sebesar 7,85 persen.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pemerhati masalah pertanian dari IPB, Bustanul Arifin.Prof Bustanul Arifin memberikan respon positif atas kinerja sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV 2020. Melansir data BPS, PDB sektor pertanian pada kuartal IV 2020 tersebut tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen dan diikuti hortikultura sebesar 7,85 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Pertanian Prof Bustanul Arifin memberikan respon positif atas kinerja sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV 2020. Melansir data BPS, PDB sektor pertanian pada kuartal IV 2020 tersebut tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen dan diikuti hortikultura sebesar 7,85 persen.

"Rilis BPS tentang pertumbuhan ekonomi pagi tadi semakin menunjukkan bahwa sektor pertanian menjadi bantalan (cushion,-red) selama resesi ekonomi karena Pandemi Covid-19," tutur Bustanul, Jumat (5/2)

Terkait kinerja subsektor tanaman pangan dan hortikulturan paling tinggi di antara beberapa subsektor dalam pertanian, Bustanul menilai disebabkan karena angka produksi memang meningkat dan harga cukup bersahabat. Hal ini menyebabkan nilai tambah juga naik signifikan yang menjadi basis perhitungan PDB Pertanian.

"Namun perlu jadi catatan bahwa pada kondisi daya beli masyarakat yang turun karena pandemi, persoalan akses pangan dapat menjadi persoalan serius, jika tidak diantisipasi dan ditanggulangi secara baik," ujarnya.

"Maka dari itu, sektor pertanian secara umum perlu meningkatkan aplikasi dan perubahan teknologi. Ini untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang lebih baik lagi," imbuh Bustanul.

Sementara itu, Kepala BPS, Suhariyanto melaporkan PDB Indonesia pada kuartal IV-2020 tumbuh -2,19 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Dengan demikian, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dalam tiga kuartal beruntun.

"PDB kuartal IV-2020 membaik dari kuartal sebelumnya walau secara keseluruhan masih melemah. Berdasarkan laju pertumbuhan lapangan usaha, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif selama triwulan IV 2020. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan akomodasi makan minum semuanya mengalami pertumbuhan negatif,” jelasnya.

Perlu diketahui, data BPS mengungkapkan pertumbuhan PDB sektor pertanian pada kuartal IV 2020 yang tumbuh sebesar 2,59 persen tersebut disebabkan beberapa fenomena sebagai faktor penyebabnya. Pertama, paling besar disebabkan pertumbuhan PDB tanaman pangan sebesar 10,47 persen didorong oleh adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu serta cuaca yang mendukung.

Kedua, komoditas hortikultura tumbuh 7,85 persen karena permintaan buah-buahan dan sayuran selama pandemi covid-19. Ketiga, komoditas perkebunan tumbuh 1,13 persen dengan komoditasnya berupa kelapa sawit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement