Jumat 05 Feb 2021 14:28 WIB

Studi Sebut Penyintas Covid Muda Berpotensi Alami Reinfeksi

Pernah terinfeksi covid-19 tidak menjamin memiliki antibodi yang bertahan lama.

Rep: Zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Studi pendahuluan baru-baru ini menjelaskan, terinfeksi virus yang menyebabkan Covid-19, tidak membuat daya tahan tubuh langsung mengenalinya. Bahkan, diperkirakan virus yang sama dapat menginfeksi kembali penyintas tersebut.

Dalam penelitian yang berasal dari pelacakan sekitar 3.250 spesimen rekrutan muda Marinir AS sejak Mei hingga Oktober lalu, ada fakta yang menunjukkan hal tersebut. Dijelaskan, dari jumlah tersebut, ada 189 orang yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19. Dalam waktu studi selama enam pekan itu, sekitar 10 persen di antaranya kembali positif Covid-19.

Baca Juga

"Anda tidak memiliki ‘kartu bebas keluar dari penjara’ hanya karena Anda memiliki antibodi dari infeksi sebelumnya," kata penulis studi dan neurologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City, Dr. Stuart Sealfon dikutip dari UPI, Jumat (5/2).

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di server pracetak medRXiv itu, semua Marinir memulai pelatihan dasar dan awalnya dikarantina oleh Angkatan Laut selama dua pekan. Sebelumnya mereka menjalani dua pekan karantina di rumah.

Setelah program pelatihan dimulai, rekrutan diuji Covid-19 setiap dua pekan sekali selama periode enam pekan. Hasilnya, 19 dari 189 rekrutan yang sudah terjangkit Covid-19 dinyatakan positif terkena infeksi kedua selama penelitian.

Baca juga : Ridwan Kamil Beberkan Perbandingan Data Covid di Jabar

Para peneliti mengatakan, infeksi pertama dan kedua melibatkan jenis Covid-19 yang sama dan tidak ada yang melibatkan jenis baru yang lebih menular di Inggris, Afrika Selatan, atau Brasil.

Menurut dia, dua pertiga dari 19 marinir yang terinfeksi kembali tidak memiliki antibodi penawar yang dapat diukur. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang yang terinfeksi tidak menghasilkan antibodi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement