Jumat 05 Feb 2021 14:17 WIB

Jokowi dan PM Malaysia Singgung Masalah Laut Cina Selatan

Jokowi dan PM Malaysia membahas kerjasama antarnegara dan isu terkini di ASEAN.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Bayu Hermawan
PM Malaysia Muhyiddin Yassin bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (5/2), di Jakarta, Indonesia. Muhyiddin melawat selama dua hari dalam kunjungan resmi untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia.
Foto: EPA-EFE/AGUS SUPARTO/INDONESIAN PRESIDENTIAL
PM Malaysia Muhyiddin Yassin bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (5/2), di Jakarta, Indonesia. Muhyiddin melawat selama dua hari dalam kunjungan resmi untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin menggelar pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/2). Pertemuan itu membahas berbagai kerjasama antarnegara dan isu terkini di ASEAN, salah satunya yakni stabilitas dan keamanan kawasan.

Presiden Jokowi menekankan, stabilitas di kawasan akan tercipta, termasuk di Laut Cina Selatan, jika semua negara menghormati hukum internasional khususnya UNCLOS 1982. "Saya menekankan bahwa stabilitas akan tercipta termasuk di Laut Cina Selatan jika semua negara menghormati hukum internasional terutama UNCLOS 1982," ucapnya saat memberikan pernyataan bersama usai pertemuan bilateral.

Baca Juga

Sementara itu, PM Muhyiddin juga menyampaikan hal yang serupa. Ia berharap masalah di Laut Cina Selatan ini dapat diselesaikan berdasarkan prinsip hukum internasional termasuk UNCLOS 1982. Malaysia, kata dia, berkomitmen menyelesaikan isu Laut Cina Selatan ini secara konstruktif serta melalui forum diplomatik.

"Semua pihak perlu mengelak dari mengambil tindakan yang boleh menimbulkan ketegangan dan bersifat provokatif, serta juga mengelak tindakan berkaitan dengan ketentaraan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement