Jumat 05 Feb 2021 07:43 WIB

Peneliti UGM Kembangkan Kelengkeng Super Sleman

Kelengkeng super Sleman ini ukuran buah lebih besar, daging buah tebal, biji kecil.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Seorang petani memetik kelengkeng. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Seorang petani memetik kelengkeng. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peneliti mengembangkan varietas kelengkeng unggul dinamai kelengkeng super Sleman. Peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Budi S Daryono mengatakan, salah satu keunggulan kelengkeng ini dari ukurannya.

"Keunggulan kelengkeng super Sleman ini memiliki ukuran buah relatif lebih besar dengan daging buah tebal dan biji kecil," kata Budi, yang melakukan pengembangan kelengkeng tersebut bersama peneliti lain, Yusuf Sulaiman, Kamis (4/2).

Baca Juga

photo
Sosialisasi potensi labu susu dan kelengkeng super Sleman dari Fakultas Biologi UGM. - (dok. UGM)
 

Dia menilai, kelengkeng ini potensial dibudidayakan mulai dari pesisir pantai sampai dataran menengah dengan ketinggian sekitar 700 di atas permukaan laut. Budi menyebut, kelengkeng ini dapat pula dikembangkan di lahan-lahan karst.

Budi menjelaskan, kelengkeng super Sleman ini telah dikembangkan sejak 2015. Kelengkeng ini sendiri berasal dari persilangan antara kelengkeng KD dengan kelengkeng LD, sedangkan untuk pangkal stek menggunakan kelengkeng lokal.

Selain itu, kelengkeng jenis ini memiliki cita rasa manis dengan kadar gula sekitar 22-23 brix. Berat per buahnya bisa mencapai 9,74-10 gram, sedangkan diameter biji 1,1-1,3 centimeter dan berat biji 0,96-1,53 gram.

Varietas ini dapat berbuah sepanjang waktu atau tidak terpengaruh musim dengan pemberian induksi fitohormon/POC untuk pembungaan dan pembuahan. Sekali panen dari satu pohon usia dua tahun bisa 2-4 kilogram dan tiga tahun 4-6 kilogram.

"Setelah umur empat tahun akan mencapai 10-25 kilogram per pohon tergantung jumlah pembungaan dan penyerbukan menjadi buah," ujar Dekan Fakultas Biologi UGM tersebut.

Dikatakannya, kelengkeng ini memiliki pangsa pasar luas. Varietas ini juga telah lama dibudidaya warga binaan Fakultas Biologi UGM di Condongcatur Sleman, Kemadang Gunungkidul, Hargowilis Kulonprogo, dan Balikpapan Kalimantan Timur. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement