Jumat 05 Feb 2021 06:30 WIB

Ibadah kepada Allah dan Hadirnya Cinta dalam Rumah Tangga

Ibadah kepada Allah dan Hadirnya Cinta di Rumah Tangga

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Ibadah kepada Allah dan Hadirnya Cinta dalam Rumah Tangga. Foto:  Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: pixabay
Ibadah kepada Allah dan Hadirnya Cinta dalam Rumah Tangga. Foto: Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pernikahan di dalam Islam memiliki nilai yang spiritual. Pernikahan dalam Islam bukan hanya dijalankan untuk kepentingan pemenuhan status, ataupun kepentingan yang bertujuan menjauhkan seorang hamba dari Allah SWT.

Haidar Bagir dalam buku Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan menjelaskan, rasa rindu dan cinta seorang suami terhadap istri maupun sebaliknya adalah tanda sekaligus pengingat bagi kerinduan yang seharusnya hadir dalam hubungan manusia dengan Allah SWT. Yakni cinta Allah kepada hubungan manusia dan alam semesta, serta cinta manusia kepada-Nya.

Baca Juga

Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah penggalan ayat 165: “Walladzina aamanu asyaddu hubba-llahi,”. Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu amat dalam cintanya kepada Allah SWT,”.

Dijelaskan bahwa, Allah telah menciptakan manusia dengan fitrah kecintaan kepada-Nya. Sebab manusia menyimpan di dalam dirinya titipan Ruh-Nya dan bagian Diri-Nya. Maka layaknya tetesan air sungai, air hujan, atau embun pagi, ia selalu rindu untuk kembali ke laut sebagai sumbernya.

Maka sesungguhnya yang benar-benar merupakan belahan jiwa manusia adalah Allah SWT. Hanyalah bungkusan aspek fisik manusia dan keterikatan dengan badan yang terus didorong-dorong oleh nafsu saja yang menyebabkannya lupa terhadap Kekasih Sejati ini.

Untuk itu, pernikahan, pemujaan, dan cinta kasih yang tulus yang seharusnya berkembang dalam sebuah pernikahan yang baik adalah tanda hubungan dan pemujaan penuh kasih antara manusia dengan Allah SWT.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement