Kamis 04 Feb 2021 22:08 WIB

Perusahaan Farmasi Malaysia Pastikan Vaksin Sinovac Halal

Sinovac akan memasok 12 juta dosis vaksin ke Malaysia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Perusahaan Farmasi Malaysia Pastikan Vaksin Sinovac Halal. Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac.
Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA
Perusahaan Farmasi Malaysia Pastikan Vaksin Sinovac Halal. Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac.

REPUBLIKA.CO.ID, SHAH ALAM -- Perusahaan farmasi asal Malaysia, Pharmaniaga Bhd, memastikan Sinovac aman, efektif, dan halal. Sinovac merupakan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal China.

Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Pharmaniaga, Badarulhisam Abdul Rahman, mengatakan vaksin ini menggunakan teknologi virus tidak aktif. Metode ini merupakan cara yang paling efektif dan terbukti selama 40 tahun terakhir.

Baca Juga

"Cara yang sama juga digunakan untuk produksi vaksin penyakit berbahaya seperti Polio dan Hepatitis A. Teknologi ini terbukti efektif dibandingkan dengan teknologi baru lainnya yang risikonya belum diketahui," ujarnya dilansir di Malay Mail, Kamis (4/1).

Badarulhisam mengatakan kebingungan tentang keefektivan vaksin muncul setelah dilakukan studi klinis di dua negara. Dari hasil studi, Turki memiliki skor 91,25 persen, sedangkan Brasil menunjukkan angka 50,38 persen.

Ia menjelaskan, studi di Turki dapat dilihat sebagai tolak ukur efektivitas Sinovac karena diujicobakan pada populasi umum yang melibatkan 13 ribu individu berusia 18 tahun ke atas. Sementara, Brasil mengujinya pada 13.060 petugas kesehatan yang terpapar virus Covid- 19 setiap hari.

Baca juga : Studi: Vaksin Covid-19 Bisa Kurangi Penularan Virus

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan studi klinis di Turki baru selesai awal bulan Januari ini. "Tapi kami yakin tingkat keefektifannya akan melebihi 90 persen, di atas standar 50 persen yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk vaksin yang akan didaftarkan," ujarnya.

Melalui studi klinis ini, ia menyebut tidak ada efek samping yang serius, termasuk 'Peningkatan Penyakit Akibat Vaksin' yang terdeteksi, setelah dua dosis vaksin diberikan kepada para peserta yang mayoritas hanya mengalami reaksi ringan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement