Kamis 04 Feb 2021 21:58 WIB

Balai Besar Riau Kesulitan Giring Dua Gajah Sumatra

Konflik satwa liar dan manusia sudah berlangsung 1,5 bulan di Kabupaten Pelalawan.

Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus). (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKAN BARU -- Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau kesulitan menggiring dua gajah sumatera liar yang tercerai kembali ke kawanannya. Penggirangan gajah itu agar tidak terjadi konflik satwa liar dengan manusia yang sudah berlangsung sekitar 1,5 bulan di Kabupaten Pelalawan.

"Dua ekor gajah ini terpisah dari kelompoknya, kita bantu giring, tapi ini yang susah, karena ada aktivitas manusia di sekelilingnya," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono dalam pernyataan persnya di Pekanbaru, Kamis (4/2).

                               

Berdasarkan laporan BBKSDA Riau, tim kesulitan karena kurangnya dukungan dari PT Langgam Inti Hibrindo (LIH), perusahaan yang karyawannya beraktivitas di jalur lintas gajah. Selain itu, menurut laporan BBKSDA, sebagian warga melakukan tindakan sendiri-sendiri untuk mengatasi konflik dengan gajah sehingga gajah menjadi tidak terkendali.

                               

"Kami butuh dukungan semua pihak untuk memberi jalan saat melakukan penggiringan gajah agar bisa kembali ke kelompoknya," kata Suharyono.

                               

Ia menjelaskan, BBKSDA Riau menerima laporan mengenai dua gajah sumatera liar yang masuk ke areal perkebunan warga dan perusahaan kelapa sawit swasta sekitar 1,5 bulan lalu. Konflik dengan satwa liar yang berlangsung sejak 16 Desember 2020 tersebut terjadi di tiga wilayah desa, yakni Desa Kemang di Kecamatan Pangkalan Kuras, Desa Kuala Terusan, dan Rantau Baru di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan.

                               

"Sudah sekitar 1,5 bulan tim kami berada di lokasi, dan diidentifikasi terdapat dua ekor gajah liar berjenis kelamin jantan yang merupakan bagian dari kelompok gajah Tesso Utara," kata Suharyono.

                               

Ia mengatakan, tim BBKSDA Riau telah berupaya menggiring gajah kembali ke kawanannya bersama dengan tim dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Yayasan TNTN, Bhabinkantibmas, Babinsa, Damkar serta warga di desa yang dilalui oleh dua gajah tersebut. Berdasarkan rapat koordinasi pada 11 Januari 2021, gajah akan terlebih dahulu digiring ke arah kebun PT LIH.

Namun perwakilan PT LIH tidak menghadiri rapat dan sulit diajak berkoordinasi. Gajah sumatera yang telah digiring pun kemudian kembali ke Desa Kuala Terusan.

                               

"Secara khusus Balai Besar KSDA Riau akan memanggil PT LIH terkait pelaksanaan mitigasi konflik gajah tersebut," kata Suharyono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement