Kamis 04 Feb 2021 18:48 WIB

PPKM tak Berdampak pada Penurunan Angka Penularan Covid-19

Cara terbaik memastikan efektivitas kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
 Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua minggu terakhir berdampak pada melandainya kasus aktif harian.
Foto: Satgas Penanganan Covid-19
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua minggu terakhir berdampak pada melandainya kasus aktif harian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua minggu terakhir berdampak pada melandainya kasus aktif harian. Namun, menurut Satgas, dampak ini belum cukup untuk menurunkan angka penularan di tengah masyarakat.

Karena itu, Wiku berharap, pelaksanaan PPKM yang masih berlangsung hingga dua minggu ke depan dapat berjalan lebih disiplin dan efektif menurunkan penularan di tengah masyarakat.

Baca Juga

“Cara terbaik untuk memastikan efektivitas kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan yang tegas,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/4).

Berdasarkan hasil analisa data Satgas, menunjukan bahwa persentase kasus aktif harian selama periode pelaksanaan kebijakan PPKM di dua pekan terakhir ini masih menunjukan tren yang fluktuatif, namun cenderung stagnan.

Pada dua minggu pertama Januari sebelum PPKM diberlakukan, selisih persentase kasus aktif sebesar 1,76 persen. Sedangkan pada dua minggu periode PPKM, Satgas mencatat selisih persentase kasus aktif adalah 0,45 persen.

“Hal ini menandakan bahwa selama periode pembatasan kegiatan dua minggu ini perkembangan kasus aktif cenderung lebih melandai dibandingkan periode sebelumnya,” jelas dia.

Sedangkan pada tren keterisian tempat tidur ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional, terjadi kenaikan persentase keterisian secara drastis sejak awal penerapan PPKM hingga 31 Januari.  

Satgas mencatat selisih penurunan tempat tidur ruang isolasi pada dua minggu pertama Januari sebesar 0,72 persen. Sedangkan setelah pelaksanaan PPKM selama dua minggu terjadi selisih penurunan sebesar 8,1 persen.

Namun tren keterisian tempat tidur di ruang ICU menunjukan tren yang berbeda. Tingkat keterisian tempat tidur di ruang ICU sempat mengalami peningkatan yang cukup tajam pada satu minggu pertama pelaksanaan PPKM. Namun kemudian terjadi penurunan secara perlahan di minggu kedua.

Wiku mengatakan, peningkatan tajam terjadi pada hari kesembilan pelaksanaan pembatasan kegiatan yakni mencapai 69,19 persen. Dan menurun pada akhir minggu kedua periode PPKM sebesar 6,23 persen menjadi di angka 62,96 persen.

“Data menunjukan bahwa intervensi pemerintah dalam menambah tempat tidur isolasi dan ICU rumah sakit rujukan cukup berhasil dalam menurunkan angka keterisian tempat tidur,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement