Kamis 04 Feb 2021 14:35 WIB

Pentagon Bingung Atasi Ekstremisme Sayap Kanan Dijajarannya

Sejumlah anggota atau eks personel militer terlibat dalam penyerangan di Capitol Hill

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera pendukung Donald Trump dikibarkan pendukungya saat massa menyerbu Capitol Hill pada Rabu (6/1).
Foto: Michael Reynolds/EPA
Bendera pendukung Donald Trump dikibarkan pendukungya saat massa menyerbu Capitol Hill pada Rabu (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) menyadari mereka tidak yakin bagaiman cara mengatasi isu ekstremisme dijajarannya sendiri. Pentagon mengumumkan pada satu titik dalam 60 hari ke depan mereka akan menghentikan sementara semua kegiatan militer untuk mengatasi masalah tersebut.

Keputusan ini sesuai dengan janji Menteri Pertahanan Lyod Austin untuk mengatasi masalah 'rasisme dan ekstremisme' di militer. Austrin orang kulit hitam pertama yang ditunjuk sebagai menteri pertahanan AS setelah memiliki karir yang panjang di militer.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan perintah Austin  disampaikan usai menteri pertahanan itu bertemu dengan para kepala cabang militer yang ditekan untuk segera menyelesaikan masalah ekstremisme. Terutama usai penegak hukum menemukan banyak anggota dan mantan anggota militer terlibat dalam penyerangan ke Capitol Hill pada 6 Januari lalu.

Pentagon belum mengungkap cara untuk mengatasi ekstremisme dijajarannya atau memberikan data berapa banyak anggota militer yang memiliki ideologi nasionalis kulit putih. Mereka juga belum mengungkapkan berapa banyak anggota militer yang mendapat hukuman disipliner atas keterlibatan mereka dengan ekstremisme.

"Kami tidak tahu bagaimana kami dapat mengatasi hal ini dengan cara yang berarti, produktif dan nyata, dan itulah mengapa menteri menggelar rapat hari ini dan itu mengapa ia memerintahkan penahanan aktivitas," kata Kirby pada wartawan, Rabu (3/2) kemarin.

Belum diketahui apakah pengumuman ini menandakan Pentagon akan mengatasi masalah ekstremisme dalam waktu dekat atau sekedar langkah simbolik. Hanya sebagai cara untuk menunjukkan Austin menyadari isu ekstremisme dalam angkatan bersenjata AS dan berniat untuk mengatasinya.  

Pentagon tidak menentukan apakah penghentian sementara semua aktivitas militer dilakukan selama beberapa menit atau jam. Mereka juga tidak mengungkapkan apa yang harus dilakukan para komandan pada saat itu untuk menyatakan perlawanan mereka terhadap ekstremisme.

Pengumuman ini disampaikan saat Capitol Hill menggelar upacara berkabung untuk petugas keamanan Brian Sicknick yang tewas karena luka-luka yang ia peroleh dalam penyerangan 6 Januari lalu. Para pelaku penyerangan berusaha mencegah Kongres meresmikan kemenangan Joe Biden pada pemilihan bulan November lalu.

Penyerbuan itu mendorong mantan Presiden AS Donald Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya di House. Ia didakwa mendorong pendukungnya 'berjuang' di Capitol Hill. Sidang pemakzulannya akan digelar pekan depan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement