Kamis 04 Feb 2021 13:19 WIB

Herman: 100 Persen Kader Demokrat Solid Dukung AHY

Herman Khaeron mengatakan seluruh kader telah menyatakan kesetiaan kepada AHY.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron (kanan)
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A/
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menegaskan kader Partai Demokrat tetap solid di bawah kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hal tersebut menyusul adanya dugaan upaya pengambilalihan atau kudeta partai dari pihak eksternal. 

"Ketua umum kemudian mengkonsolidasikan seluruh kader baik di tingkat pusat, di tingkat DPD, maupun DPC dan Alhamdulillah 100 persen kader di seluruh tingkatan baik di DPP, DPD, maupun DPC solid dan menyatakan kesetiaan kebulatan tekad untuk tetap bersama dengan kepemimpinan Mas AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," kata Herman ditemui Rabu (3/2).

Baca Juga

Dirinya juga menjelaskan kembali ihwal rentetan upaya penggembosan Partai Demokrat. Gerakan tersebut trendus oleh DPP Partai Demokrat sejak bulan lalu. Awalnya DPP menganggap hal tersebut sebagai gerakan internal biasa.

"Pada setiap pengurusan dinamika internal itu biasa dan kami bisa selesaikan. Tentu dengan berbagai titik tengah yang bisa diselesaikan dengan seluruh kader yang ada," ujarnya.

Herman menambahkan, sekitar di akhir Januari DPP menerima informasi bertubi-tubi terkait adanya indikasi pihak eksternal. Aduan demi aduan dihimpun oleh DPP Partai Demokrat yang kemudian dituangkan dalam berita acara.

Baca juga : Beredar Daftar Tarif Tilang Terbaru dari Polri, Ini Faktanya

"Kemudian juga ada pengaduan dari beberapa DPD dan pengaduan dan kemudian menjadi kesaksian para ketua DPC yang tentu ini menjadi bukti-bukti yang kuat bagi kami dewan pimpinan pusat untuk mengambil kesimpulan. Bahwa ini ada gerakan-gerakan yang ditunggangi oleh pihak eksternal untuk mengambil alih secara paksa,"  jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement