Kamis 04 Feb 2021 08:08 WIB

Boyolali Keluar dari Zona Merah Covid-19

Kabupaten Boyolali masuk zona risiko tinggi Covid-19 atau merah pada Senin (1/2).

Petugas kesehatan mengambil sampel lendir hidung pegawai Dinas Kesehatan di Kantor Dinas Kesehatan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/1/2021). Tes cepat atau Rapid Test Antigen tersebut dilakukan kepada pegawai lingkungan Dinas Kesehatan sebagai langkah mengetahui kondisi kesehatan pegawai serta mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir hidung pegawai Dinas Kesehatan di Kantor Dinas Kesehatan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/1/2021). Tes cepat atau Rapid Test Antigen tersebut dilakukan kepada pegawai lingkungan Dinas Kesehatan sebagai langkah mengetahui kondisi kesehatan pegawai serta mengantisipasi penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI, JATENG -- Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah keluar dari zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19. Dinas Kesehatan menyebut statusnya saat ini sudah kembali oranye atau risiko sedang.

Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dr Ratri S Survivalina pada Kamis (4/2) menyatakan, hingga Rabu malam penambahan warga terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 54 kasus. Secara akumulasi total positif di Boyolali menjadi 4.746 kasus.

Jumlah pasien Covid-19 di Boyolali masih menjalani perawatan saat ini sebanyak 328 kasus, isolasi mandiri 400 kasus. Sedangkan kasus sembuh 3.883 kasus atau 81,8 persen, dan meninggal dunia 135 kasus atau 2,8 persen.

Sehingga, kata dia, skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) Covid-19 di Boyolali mencapai 1,96 atau masuk zona resiko sedang atau warga oranye. Sedangkan, penambahan 54 kasus Covid-19 itu seluruhnya kasus baru.

Ratri menjelaskan, kasus Covid-19 di Boyolali memang sempat menjadi keprihatian bersama, karena masuk zona risiko tinggi atau merah pada Senin (1/2). Bahkan, kasus penyebaran virus corona selama dua pekan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus bertambah.

"Kasus Covid-19 di Boyolali, pada Senin (1/2), penambahan mencapai 88 kasus yang terdiri atas 62 kasus baru dan 26 kasus kontak erat pasien sebelumnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement