Kamis 04 Feb 2021 07:03 WIB

Pemerintah dan Pertamina Sosialisasikan Akses KUR

Potensi bisnis portofolio Pertashop sangat bagus dan masih bisa dikembangkan

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mengisi BBM Pertamax konsumen di Pertashop Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, Selasa (1/12). Pertamina mengajak pemerintah desa untuk berkerja sama penyaluran BBM dan LPG melalui outlet SPBU mini yang dinamai Pertashop. Desa yang tertarik bisa menyiapkan izin, lahan, dan investasi mulai Rp 300jt an. Dan Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa atau BUMdes sebagai pengelola Pertashop.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas mengisi BBM Pertamax konsumen di Pertashop Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, Selasa (1/12). Pertamina mengajak pemerintah desa untuk berkerja sama penyaluran BBM dan LPG melalui outlet SPBU mini yang dinamai Pertashop. Desa yang tertarik bisa menyiapkan izin, lahan, dan investasi mulai Rp 300jt an. Dan Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa atau BUMdes sebagai pengelola Pertashop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Republik Indonesia menyelenggarakan sosialisasi akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk kemitraan Pertashop, Rabu (3/2). Sosialisasi ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan penyaluran KUR tahun 2021 sekaligus mempercepat proses pembangunan Pertashop sebagai wujud pemerataan energi dan salah satu upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional. 

Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian, Gede Edy Prasetya menjelaskan KUR adalah kredit pembiayaan baik untuk modal kerja dan atau untuk investasi yang bisa menjadi salah satu upaya membantu masyarakat dalam kondisi yang sulit saat ini. Capaian KUR ditahun 2020 sangat baik, mencapai 197 Triliun Rupiah atau 103 persen dari target, dan tahun 2021 kami targetkan penyaluran KUR mencapai 253 Triliun.

Dalam paparannya, Gede Edy menyambut baik kesempatan inovasi kerja sama akses KUR untuk Program Pertashop karena akan sangat bermanfaat bagi calon mitra dan masyarakat. Menurutnya, potensi bisnis portofolio Pertashop sebagai lembaga penyalur energi resmi Pertamina ke masyarakat potensinya sangat bagus dan masih bisa dikembangkan inovasi layanannya. 

“Dalam sosialisasi ini, diharapkan kita bisa menemukan cara dan pola terbaik mendorong penyaluran KUR untuk implementasi Program Pertashop, sehingga tujuan besar penyaluran KUR dan Pertashop bisa dicapai bersama. Ini akan menjadi wujud sinergi dan kolaborasi BUMN, Kemenko Perekonomian, serta Kemendagri dengan tujuan memberikan beragam manfaat bagi masyarakat yang kita layani,” jelas Gede Edy Prasetya. 

Sementara itu, CEO Pertamina Commercial and Trading and Mas’ud Khamid mengatakan Pertashop adalah salah satu jawaban untuk penyaluran energi hingga ke desa dan titik yang belum dilayani Pertamina, sebagai bentuk mendukung ketahanan energi tidak berhenti hingga SPBU, dan sebagai anchor peningkatan ekonomi didaerah tersebut. Saat ini, sudah beroperasi sebanyak 1.112 unit Pertashop yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, dan untuk 2021, ditargetkan sebanyak 10 ribu Pertashop baru sudah dapat beroperasi. 

“Pertashop adalah salah satu implementasi Program One Village One Outlet (OVOO) yang bertujuan untuk mempermudah aksesibilitas energi bagi masyarakat dengan kualitas dan harga yang sama. Pertashop akan melayani dan mendekatkan kebutuhan energi masyarakat sekaligus menggerakkan perekonomian daerah,” ujar Mas’ud Khamid. 

Seluruh informasi dan pendaftaran kemitraan Pertashop dapat diketahui melalui ptm.id/MitraPertashop. Syarat utamanya terdiri dari dua (2) kriteria, Kriteria Administrasi Persyaratan dan Kriteria Lokasi.  

Untuk pola kerjasamanya ada tiga (3) tipe yang ditawarkan, Gold (210m² kapasitas tangki 3 Kilo Liter), Platinum (300m² kapasitas tanki 10 KL), dan Diamond (500m² kapasitas tanki 10 KL), perbedaan besaran lahan akan berpengaruh terhadap layanan bisnis nonfuel retail (NFR) yang dapat beroperasi, misalkan agen pulsa, toko sembako, mini market, kafe/restoran, bengkel, dan bisnis turunan lainnya. 

Mengenai standar, calon mitra dan masyarakat juga tidak perlu khawatir. Seluruh tipe Pertashop dipastikan memenuhi standar kualitas produk, standar keselamatan, dan standar operasional yang sama seperti di SPBU. “Kualitas produk dan harganya sama dengan di SPBU, tangki, dispenser, dan alat lain sudah kami tes kekuatannya, alat pemadam juga tersedia untuk keadaan darurat. Terakhir secara operasional, operator akan kami latih untuk dapat bekerja sesuai standar yang berlaku,” jelas Mas’ud Khamid. 

Dikesempatan yang sama, Asisten Deputi Minyak dan Gas, Pertambangan, dan Petrokimia Kemenko Perekonomian, Andi Novianto turut menyampaikan pandangannya terhadap akses fasilitas KUR untuk kemitraan Pertashop. Sebagai salah satu program yang memastikan availability, accessibility, affordability, dan acceptability, Pertashop ini bisa mendukung skema pemulihan sekaligus pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Saat ini ada 7.094 Kecamatan dan 74.957 Desa yang tersebar di seluruh Indonesia, kehadiran Pertashop karenanya bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pertashop dan KUR secara langsung akan meningkatkan pertumbuhan dan membantu pemulihan ekonomi nasional, meningkatkan pemberdayaan UMKM dan masyarakat, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” tutup Andi. 

Setelah sosialisasi, dilakukan juga pengecekan ke Pertashop di wilayah Tanah Sereal, Bogor. Saat ini rata-rata penyaluran Pertashop Tanah Sereal sekitar 900 Liter per hari, selain itu Pertashop Tanah Seral juga dilengkapi dengan fasilitas NFR seperti Bright minimarket. Masyarakat ataupun lembaga berbadan hukum berminat menjadi mitra Pertashop dapat mengunjungi website ptm.id/MitraPertashop, dan jika membutuhkan informasi lebih lanjut terkait Pertashop, dapat menghubungi Call Center 135.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement