Kamis 04 Feb 2021 06:18 WIB

Ekonom Sebut 2021 Masih tak Mudah Bagi Ekonomi RI

Belum ada pertanda pandemi akan berakhir dalam waktu dekat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 berada di level 4,4 persen hingga 4,8 persen. Angka ini di bawah perkiraan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan pada kisaran lima persen.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan, tantangan besar tetap akan dihadapi perekonomian Indonesia pada 2021. Sebab, sampai akhir tahun lalu, ekonomi masih belum menunjukkan perbaikan secara berkesinambungan dan berkelanjutan sebagai dampak dari penanganan kesehatan yang tidak maksimal.

Baca Juga

"Meski masih sangat dini, cukup aman untuk mengasumsikan 2021 tidak akan menjadi tahun yang mudah bagi ekonomi global, termasuk Indonesia," kata Riefky dalam Kajian Indonesia Economic Outlook Q1-2021 yang dirilis Rabu (3/2).

Seiring belum adanya pertanda pandemi akan berakhir dalam waktu dekat, Riefky menekankan agar pemerintah menyiapkan anggaran secara lebih matang. Hal ini untuk mengantisipasi adanya goncangan yang tentu saja akan membuat keadaan lebih buruk.

Riefky menilai, menjadikan ekonomi dan perlindungan sosial masyarakat sebagai prioritas merupakan hal penting.  Namun, pembenahan sistem kesehatan merupakan kunci dari pengentasan pandemi. "Peningkatan kualitas sistem kesehatan se-yogya-nya ada di urutan pertama dari program pemulihan," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement