Rabu 03 Feb 2021 21:00 WIB

Kesiapan IBL Gelar Kompetisi Saat Pandemi Sudah 95 Persen

IBL berencana menggelar kompetisi IBL 2021 pada Maret.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah saat melakukan penandatangan nota kesepahaman penyelenggaraan olahraga aman Covid-19 dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kamis (17/9) secara virtual.
Foto: dok. IBL
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah saat melakukan penandatangan nota kesepahaman penyelenggaraan olahraga aman Covid-19 dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kamis (17/9) secara virtual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL)  Junas Miradiarsyah menyatakan, kesiapan pihaknya untuk menyelenggarakan kompetisi di tengah pandemi Covid-19 sudah mencapai 95 persen. IBL berencana menggelar kompetisi IBL 2021 pada Maret. 

Ia menyampaikan, IBL menjadi salah satu kompetisi olahraga nasional yang terhenti akibat penyebaran virus corona. Sejak diberhentikan pada Maret 2020 lalu, panitia berusaha mengembalikan denyut kontestasi secepat mungkin. Namun, hal tersebut belum juga terlaksana. 

Baca Juga

"Secara teknis 90-95 persen sudah siap. Ini bukan semata-mata kegiatan, tapi membantu industri olahraga menemukan formula yang tepat agar bisa digelar di tengah pandemi," kata Junas yang menjadi salah satu pembicara dalam webinar SIWO PWI bertajuk Harapan Olahraga Indonesia di Tengah Pandemi di Jakarta, Rabu (4/2). 

Penyelenggara IBL sudah meramu konsep kompetisi yang baru sesuai dengan protokol kesehatan. Mereka juga sudah menyerahkan dokumen pelaksanaan kompetisi kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kemenkes, Kemenpora dan pihak-pihak berwenang lainnya. 

"(Sejak) Oktober kami sudah berjuang melanjutkan kompetisi. (Tetapi pada) Januari kami masih harus menunda kegiatan yang sudah direncanakan," ujarnya. 

Junas berharap, titik terang kompetisi basket nasional bisa hadir pada Maret mendatang. Sebab, pihaknya juga sudah merancang teknis turnamen yang lebih spesifik. Junas berharap kabar baik kompetisi sepak bola Liga 1 akan mendapatkan izin dari pihak kepolisian menular ke bola basket.

"Protokol sudah disimulasikan berkali-kali. Sistem yang dibuat adalah bubble, semua peserta, tim wasit dan panitia dikarantina di satu tempat. Tiga kali tes baru bisa masuk wilayah tersebut. Tertutup dari awal sampai akhir tidak boleh ada yang masuk di (arena) Kelapa Gading. Bila ada yang melanggar di tengah kompetisi, kita keluarkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement