Rabu 03 Feb 2021 12:34 WIB

BPJS Kesehatan Kediri Pastikan Aplikasi Data Penerima Vaksin

Dengan aplikasi Komite Penanganan Covid bisa memonitor data penerima vaksin real time

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur, memastikan bahwa aplikasi untuk mendata penerima vaksin Covid-19 bisa berjalan dengan baik. (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur, memastikan bahwa aplikasi untuk mendata penerima vaksin Covid-19 bisa berjalan dengan baik. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kediri, Jawa Timur, memastikan bahwa aplikasi untuk mendata penerima vaksin Covid-19 bisa berjalan dengan baik, sehingga lebih cepat dalam memantau data penerima tersebut.

Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kediri Hernina Agustin Arifin mengemukakan bahwa aplikasi Primary Care (P-Care) Vaksinasi, untuk penyediaan aplikasi pendataan penerima vaksin ini terus mengalami pembaharuan guna memudahkan penggunanya (petugas vaksin).

Baca Juga

"Aplikasi ini baru saja mengalami penyesuaian untuk mengakomodasi masukan Kementerian Kesehatan. Kami juga mencurahkan perhatian pada grup daring yang berisi petugas vaksinasi guna memastikan penggunaan aplikasi berjalan lancar," kata Hernina di Kediri, Rabu.

Aplikasi dari BPJS Kesehatan ini dimanfaatkan oleh petugas vaksin di keempat loket (meja) pelaksanaan vaksinasi, mulai dari meja pendaftaran hingga meja pencetakan kartu vaksinasi. Ia mengatakan, dengan P-Care, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dapat memonitor data penerima vaksin secara real time. Sistem ini juga memudahkan petugas loket agar tidak perlu melakukan input data calon penerima vaksin secara manual, bahkan di dalamnya juga terdapat panduan pertanyaan yang perlu diajukan oleh petugas skrining di loket vaksinasi kedua.

"Petugas loket pertama cukup menginput NIK, maka identitas sisanya otomatis muncul di aplikasi. Di loket kedua, petugas mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan calon penerima vaksin guna keperluan skrining. Pertanyaan itu sudah muncul di aplikasi, petugas cukup inputkan hasilnya saja. Dari hasil skrining tadi kemudian muncul rekomendasi apakah dapat divaksinasi, ditunda, atau tidak dapat divaksinasi. Jadi aplikasi ini alat bantu juga," kata Hernina.

Baca juga : Kawal Program Vaksinasi, KPK: Setiap Proses Harus Transparan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement