Rabu 03 Feb 2021 11:59 WIB

Ini Pentingnya Pemeriksaaan Payudara Mandiri

Pemeriksaaan payudara mandiri bisa menemukan gejala kanker lebih dini.

Spesialis Bedah Onkologi dr. Walta Gautama berbicara dalam diskusi tentang Peran Bidan pada Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual, Jakarta, Selasa (2/2)
Foto: DOK YKPI
Spesialis Bedah Onkologi dr. Walta Gautama berbicara dalam diskusi tentang Peran Bidan pada Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual, Jakarta, Selasa (2/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis Bedah Onkologi dr. Walta Gautama mengatakan pemeriksaan payudara mandiri (SADARI) sangat penting dilakukan secara rutin oleh remaja hingga perempuan dewasa untuk dapat mengenali dan menemukan gejala kanker payudara lebih dini.

"Sangat terlihat sekali pentingnya SADARI korelasinya dengan temuan dan nanti ayahnya ke arah (penemuan) stadium yang lebih awal," kata Walta dalam diskusi tentang Peran Bidan pada Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual yang digelar oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di Jakarta, Selasa (2/2).

Ia mengatakan bahwa dalam upaya mendeteksi kemungkinan adanya gejala kanker pada payudara, seseorang dapat melakukan tiga jenis pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut yakni pemeriksaan payudara secara mandiri atau disebut SADARI, pemeriksaan payudara oleh tenaga medis atau disebut SADANIS dan pemeriksaan dengan mamografi.

Pemeriksaan paling baik, menurutnya, adalah dengan mamografi, yaitu pemeriksaan dengan sinar rontgen untuk mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara dengan hasil yang memiliki sensitivitas cukup tinggi.

 

"Jadi mamografi ini ternyata bisa melihat tanda ganas, walaupun belum ada benjolannya. Bahkan untuk benjolan yang kurang dari 2 milimeter itu bisa terlihat tanda-tandanya dengan mamografi," katanya.

Namun demikian, ia juga tetap menekankan perlunya melakukan SADARI secara rutin sebagai bagian dari pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan lebih sederhana, mudah dilakukan, tidak menyakitkan, murah dan jika dilakukan secara rutin maka tangan akan memiliki sensitivitas cukup tinggi dalam mengenali gejala payudara.

Perlunya melakukan pemeriksaan mandiri lebih rutin adalah untuk melatih sensitivitas tangan terhadap kemungkinan adanya kelainan atau benjolan pada area payudara. Bilamana gejala dapat ditemukan sedini mungkin, maka risiko keparahan yang lebih besar dapat dihindari.

"Jadi wanita yang teratur SADARI itu bisa kurang dari dua senti dia sudah bisa meraba. Kenapa ini penting? Karena kalau kita bicara stadium kanker payudara, ukuran 2 senti ke bawah itu menggambarkan bahwa kanker ini masih di stadium . Lalu kalau dia sudah lebih dari 2 senti, itu paling tidak sudah stadium 2 ke atas. Jadi sebenarnya wanita yang teratur SADARI ini dia akan bisa meraba kurang dari 2 senti," katanya.

Sementara itu, untuk pemeriksaannya sendiri, Walta menjelaskan bahwa pemeriksaan secara mandiri dapat dilakukan setiap bulan dengan waktu pemeriksaan yang terbaik adalah pada perempuan yang masih haid atau 7-10 hari setelah pertama haid.

"Jadi bukan setelah bersih. Tapi dihitung dari hari pertama haid, karena haid itu terjadi di puncak hormon wanita. Mulai dari haid terjadi, keadaan hormon akan turun sampai titik terendah kira-kira di hari ketujuh sampai 10 setelahnya. Jadi itu adalah saat yang tepat untuk dilakukan pemerikaaan SADARI," katanya.

Pada perempuan yang telah mengalami menopause, pemeriksaan mandiri dapat dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan.

"Yang terpenting untuk diperhatikan dalam pemeriksaan SADARI adalah bahwa batas atas payudara itu kira-kira dua jari di bawah tulang selangka, itu masih batas payudara. Dua jari di bawah tulang ini ini masih payudara. Batas tengah adalah garis tengah. batas bawah adalah garis lingkar bawah. Jadi lingkar yang bawah ad garis, itu batas bawah payudara. Sedangkan batas luarnya adalah daerah ketiak," kata spesialis yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Pusat tersebut.

Setelah mengetahui area mana yang perlu diraba, langkah selanjutnya adalah meraba seluruh area tersebut secara teratur dengan menggunakan tiga jari.

Kemudian, perabaan itu sebaiknya dilakukan di depan kaca dengan cahaya yang cukup terang untuk dapat melihat kemungkinan adanya tarikan kulit ke arah dalam puting atau kemungkinan benjolan dan kelainan lainnya.

Saat melakukan pemeriksaan mandiri, posisi tangan bisa dibuat lebih tegang menegakkan tangan ke atas kepala, tangan di pinggang dan dadanya diajukan ke depan kaca sehingga dapat terlihat dengan jelas kemungkinan kelainan yang muncul.

"Untuk itu dianjurkan untuk dilakukan di kamar mandi supaya bisa diraba dengan bantuan sabun, sehingga menjadi lebih licin. Setelah meraba ke seluruh payudara, jangan lupa memeriksa puting, apakah ada keluar cairan atau tidak. Caranya dengan meregangkannya, boleh juga dengan secara berdiri, atau kalau tidur diganjal dengan bantal. Dan lakukan itu sendiri," demikian kata dr. Walta Gautama.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement