Rabu 03 Feb 2021 11:47 WIB

Sumber Dentuman Keras di Malang Masih Misteri

Tadi malam tidak ada aktivitas meteor atau gempa yang bisa sebabkan suara dentuman.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Police line. Fenomena dentuman keras yang dirasakan warga Malang dan sekitarnya pada Rabu (3/2) dinihari masih menjadi misteri.
Foto: Wikipedia
Police line. Fenomena dentuman keras yang dirasakan warga Malang dan sekitarnya pada Rabu (3/2) dinihari masih menjadi misteri.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fenomena dentuman keras yang dirasakan warga Malang dan sekitarnya masih menjadi misteri. Sejumlah lembaga resmi pun belum bisa mengungkapkan sumber suara dan dentuman tersebut.

Koordinator Bidang Kehumasan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jasyanto, mengaku, tidak menemukan laporan khusus mengenai peristiwa di wilayah Malang dan sekitarnya. "Sudah kita cek di situs pemantauan benda jatuh, tidak ada meteor," kata Jasyanto dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (3/2).

Baca Juga

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, juga ikut memberikan penjelasan mengenai fenomena tersebut. Berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes dan Gedangan pada rentang waktu pukul 24.00 sampai 03.00 WIB tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan. Demikian pula dari data aktivitas sambaran petir juga tidak menunjukan anomali peningkatan.

"Jadi sampai saat ini kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," ungkap dia.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, belum mengetahui sumber asal dentuman yang terjadi di Malang dan sekitarnya. Berdasarkan data PVMBG, saat ini yang mengalami erupsi di Jawa Timur (Jatim), yakni Gunung Raung. Namun dia tidak bisa memastikan apakah suara yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Raung.

Laporan masyarakat menyebutkan suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro sampai Banyuwangi. Dengan kata lain, berjarak 20 kilometer (km) dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung. Sementara jarak antara Malang dan Gunung Raung sekitar 156 km sehingga terlalu jauh untuk merasakan suara erupsi.

PVMBG menjelaskan visual Gunung Raung terlihat jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-III pada Rabu (3/2) dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih. Terlihat juga warna kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 500 sampai 1.000 meter (m) di atas puncak kawah.

Laporan PVMBG juga menyebutkan terlihat cahaya api pada Gunung Raung. Kemudian terdengar suara gemuruh dan asap/abu mengarah ke timur. Sementara tingkat kegempaannya, PVMBG mencatat, gunung mengalami tremor menerus dengan amplitudo 5 sanksi 32 milimeter (mm).

Saat ini gunung berketinggian 3.332 mdpl ini masih berada di level dua atau waspada. PVMBG mengimbau masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius dua km dari pusat erupsi kawah puncak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement