Rabu 03 Feb 2021 11:25 WIB

AS Tanggapi Dingin Sikap Iran Terkait Nuklir

Ada kebuntuan di antara Washington dan Teheran terkait hal ini.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Iran.
Foto: google.com
Pembangkit listrik tenaga nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS)nmenanggapi dingin saran Iran agar Washington dan Teheran menempuh langkah yang sama untuk kembali ke pakta nuklir Iran. Iran menyebut sebenarnya AS mempunyai beberapa cara untuk berbicara, atau setidaknya mempertimbangkan usulan mereka.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, salah satu cara untuk menjembatani kebuntuan dengan Washington, yakni pejabat Uni Eropa merancang langkah-langkah mereka agar kembali ke pakta nuklir 2015. Pakta nuklir ini pernag ditinggalkan oleh Presiden AS terdahulu, Donald Trump pada 2018.

Ini pertama kalinya Zarif mengisyaratkan bahwa Iran mungkin mengalah dalam tuntutannya agar AS melonggarkan sanksi ekonomi mereka sebelum Teheran terus bersikap tidak patuh terhadap pakta nuklir tersebut.

"Kami belum berdiskusi apa pun dengan Iran, dan saya tidak berharap kami bakal melakukannya sampai langkah-langkah awal membuahkan hasil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, merujuk pada konsultasi pemerintahan Biden dengan sekutu, mitra dan Kongres AS, Rabu (3/2).

"Terdapat (banyak) langkah dalam proses itu, ebelum kami mencapai titik, di mana kami akan terlibat secara langsung dengan Iran dan bersedia mempertimbangkan berbagai macam usulan," lanjutnya.

Berdasarkan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam negara besar, Teheran setuju membatasi program nuklir mereka. Ini membuat Iran kesulitan mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan pelonggaran dari AS dan sanksi ekonomi lainnya.

Setelah hengkang dari perjanjian nuklir, Trump kembali menjatuhkan sanksi AS dan menambah sanksi baru terhadap Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement