Rabu 03 Feb 2021 07:01 WIB

Sektor Transportasi Udara Diminta Waspadai Awan CB

Cuaca ekstrem ini diprediksi akan terjadi dengan rentang waktu cukup panjang

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Deretan pesawat maskapai Garuda parkir di salah satu bandara di wilayah kerja Angkasa Pura II.
Foto: dok AP II
Deretan pesawat maskapai Garuda parkir di salah satu bandara di wilayah kerja Angkasa Pura II.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta sektor transportasi penerbangan dapat mewaspadai awan cumulonimbus (CB). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi hingga Maret 2021, sangat berdampak untuk sektor transportasi, khususnya udara.

“Ini karena pembentukan awan cumulonimbus yang dengan kondisi sekarang masih sangat intens dan puncaknya pada Januari hingga Februari untuk wilayah barat dan timur,” kata Dwikorita dalam diskusi virtual bersama Kemenhub, Selasa (2/2).

Sementara untuk wilayah Indonesia lainnya, intensitas pembentukan awan cumulonimbus baru akan terjadi pada Maret 2021. Dia menuturkan, cuaca ekstrem saat ini memang diprediksi akan terjadi dengan rentang waktu yang cukup panjang.

Sebelumnya, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison mengatakan, cuaca penerbangan berdasarkan prediksi untuk tujuh hari ke depan secara umum masih berpotensi tinggi  terjadinya pembentukan awan cumulonimbus. “Pembentukan awan CB ini dapat membahayakan penerbangan dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50 sampai 75 persen,” jelas Edison.

Edison mengatakan, pembentukan awan CB diprediksi akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua.

Begitu juga di perairan Utara Aceh, perairan Barat Sumatera Barat, Selat Karimata sebelah Utara Kepulauan Bangka, Samudra Hindia sebelah barat Lampung hingga Jawa Timur, Laut Jawa, Laut Sumbawa, Selat Makasar, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Banda, Laut Seram, Laut Arafuru, Samudra Pasifik utara Papua Barat dan Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement