Selasa 02 Feb 2021 21:44 WIB

Angka Kematian Mingguan Covid-19 Meningkat, Jabar Tertinggi

Menurut data Satgas, angka kematian mingguan Jabar meningkat dua kali lipat.

Pekerja menyiapkan peti mati untuk dimakamkan di bagian khusus pemakaman Jombang yang dibuka untuk menampung lonjakan kematian saat wabah virus Corona, di Tangerang, Indonesia, Selasa 26 Januari 2021. Indonesia telah melaporkan lebih banyak kasus virus daripada yang lain. negara di Asia Tenggara.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Pekerja menyiapkan peti mati untuk dimakamkan di bagian khusus pemakaman Jombang yang dibuka untuk menampung lonjakan kematian saat wabah virus Corona, di Tangerang, Indonesia, Selasa 26 Januari 2021. Indonesia telah melaporkan lebih banyak kasus virus daripada yang lain. negara di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyoroti kasus kematian akibat virus corona yang pada pekan ini kembali meningkat 25,3 persen dibanding pekan lalu. Padahal, menurut Wiku, kasus kematian akibat Covid-19 pada pekan lalu menurun tiga persen dibanding pekan sebelumnya.

“Kasus kematian secara nasional bisa dikatakan perkembangan pada pekan ini buruk, setelah kemarin sempat mengalami penurunan tiga persen,” ujar Wiku, dalam keterangan pers, Selasa (2/2).

Baca Juga

Wiku mengakui angka kematian akibat Covid-19 terus berfluktuasi. Pada pekan ini, tingkat kematian tertinggi terjadi di Jawa Barat,  Jawa Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Kalimantan Utara.

“Menekan angka kematian ini harus menjadi prioritas utama kita dalam penanganan Covid-19. Angka kesembuhan dapat ditingkatkan dengan lebih mudah, karena berdasarkan data 77,5 persen kasus positif dan 78,6 persen kesembuhan berasal dari usia 19 sampai 59 tahun, sedangkan angka kematian ini didominasi oleh usia lebih dari 59 tahun, yaitu 47,1 persen,” ujarnya.

Untuk menekan tingkat kematian, Wiku mengatakan kualitas pelayanan terhadap pasien Covid-19 di rumah sakit. Terutama pada pasien lanjut usia, harus ditingkatkan pelayanannya.

“Lansia yang cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dan penyakit komorbid yang dimilikinya dapat memperparah kondisi tubuh saat terinfeksi Covid-19,” ujarnya.

Meski demikian, tidak hanya lansia yang harus mewaspadai bahayanya virus corona. Setiap individu, terutama yang memiliki penyakit komorbid, bisa saja terinfeksi virus corona dan mengakibatkan kondisi yang parah.

“Kematian akibat Covid-19 tidak hanya terjadi pada mereka yang memiliki komorbid, tetapi bisa pada siapa saja terutama yang terlambat mencari pertolongan,” ujar Wiku.

Wiku menyampaikan, kasus kematian di Jawa Barat pada minggu ini mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dibandingkan minggu sebelumnya. Satgas mencatat, kenaikan kasus kematian di Jawa Barat yakni sebesar 245 kasus dari 170 menjadi 415 kasus.

“Pada minggu ini kenaikan kematian paling tinggi terjadi di Jawa Barat yaitu naik lebih dari dua kali lipat dari minggu sebelumnya,” ujar Wiku.

Kenaikan kasus kematian tertinggi ini kemudian disusul oleh Jawa Tengah yang naik 142 kasus. Di  Sulawesi Utara naik 38 kasus, DKI Jakarta naik 29 kasus, dan Kalimantan Utara naik 24 kasus.

Selain mencatatkan kenaikan signifikan angka kematian, Jawa Barat pada minggu ini juga mengalami kenaikan kasus positif hingga hampir 100 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Dari data Satgas, Jawa Barat mencatatkan kenaikan sebesar 12.171 kasus dari 12.789 menjadi 24.960 kasus.

 

Kenaikan kasus tertinggi berikutnya dicatatkan oleh Kalimantan Timur yang naik 646 kasus. Kemudian disusul Bali yang naik 220 kasus, Sulawesi Selatan naik 200 kasus, dan Kalimantan Selatan naik 186 kasus.

“Pada minggu ini, kenaikan kasus tertinggi dicatatkan oleh Jawa Barat yang naik hampir 100 persen dari minggu lalu,” kata Wiku.  

Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil menyoroti sistem pelaporan kasus yang harus diperbaiki oleh pemerintah pusat. Menurutnya, media seharusnya mengutip laporan data lab harian bukan jumlah kasus aktif yang diumumkan pemerintah pusat.

"Saya minta media kalau boleh saya kasih data lab harian. Itu coba viralkan bahwa PPKM bagus menurut data kami mah," kata dia.

Salah satu indikator keberhasilan PPKM di Jabar, kata dia, ialah tingkat keterisian rumah sakit di Provinsi Jabar ada di angka 69 persen setelah sempat berada di angka 80 persen.

"Kasus harian yang ditetapkan oleh lab itu sebenarnya sudah turun, artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat oleh pemerintah pusat untuk wilayah Jawa Barat itu banyak sekali kasus lama," kata dia.

“Dilaporkan kasus Covid-19 harian di Jabar naik tapi rumah sakit menurun, kan enggak nyambung. Minggu lalu 3.300 kasus heboh, padahal 1.900-nya kasus lama ya yang kasus barunya 1.200, nah ini mohon jangan menilai PPKM hanya dari kasus aktif, itu poin saya karena kasus aktif mengandung data yang kurang akurat," lanjut Emil.

 

photo
Menurunnya zona merah diikuti melonjaknya zona oranye di Indonesia - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement