Selasa 02 Feb 2021 20:25 WIB

Ini Waktu Tepat Awali Kompetisi Versi Pelatih Persib

Sangat logis untuk memulai kembali pada dua bulan setelah Ramadhan.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.
Foto: REPUBLIKA/HARTIFIANY PRAISRA
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 2020 memutuskan untuk membubarkan kompetisi Liga 1 2020. Namun belum ada kepastian soal kompetisi musim ini.

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts menyebut waktu yang tepat untuk memulai turnamen pramusim dan kompetisi adalah dua bulan setelah Lebaran. Hal ini karena sudah hampir satu tahun tidak ada pertandingan sepak bola profesional apapun di Indonesia.

"Ketika pemain sudah tidak menjalani pertandingan selama satu tahun, Anda tidak bisa berharap pemain bisa menjalani pramusim selama Ramadhan karena mereka tidak dalam kondisi yang baik dan elemen kompetisi lainnya," kata Robert, Selasa (2/2).

Untuk itu, penting bagi operator menghitung dengan baik kapan waktu yang ideal untuk memulai kembali turnamen pramusim atau kompetisi. Menurutnya, sangat logis untuk memulai kembali pada dua bulan setelah Ramadhan.

"Dengan begitu, tim punya waktu dua bulan untuk mempersiapkan dirinya menjalani liga. Jadi jika Lebaran berakhir pada pertengahan Mei, maka kami akan mulai mempersiapkan tim di pekan terakhir Mei dan kompetisi bisa bergulir Juli atau awal Agustus," kata Robert.

Namun Robert mengakui semua itu hanya rencana jika tidak diikuti dengan izin keramaian yang belum didapatkan selama ini. Pelatih asal Belanda ini pun memberikan saran bahwa klub harus bertanggung jawab dengan laga yang digelar di kandang, termasuk jaminan tidak adanya penonton di stadion.

"Saya pikir klub bisa menggelar kompetisi atau turnamen skala kecil di stadion kosong sekaligus untuk mengetahui bagaimana penerapan prosedur di liga ketika pertandingan digelar tanpa penonton karena itu menjadi jaminan seperti yang terjadi di Eropa," kata Robert menjelaskan. "Anda tidak bisa menggelar pertandingan jika orang-orang tetap datang ke stadion."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement