Selasa 02 Feb 2021 17:13 WIB

AS Diprediksi Tumbuh 4,6 Persen pada Tahun Pertama Biden

Berdasarkan proyeksi CBO, pertumbuhan ekonomi akan menjadi yang terkuat sejak 1999.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS, Joe Biden (kanan) dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris (kiri)
Foto: VOA/AFP
Presiden AS, Joe Biden (kanan) dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksikan tumbuh menguat pada level 4,6 persen pada tahun ini. Tapi, lapangan kerja diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat pra pandemi hingga 2024, menurut proyeksi Kantor Anggaran Kongres (CBO) pada Senin (1/2).

Prospek 10 tahun CBO menggambarkan, pemulihan ekonomi dari virus corona didorong dengan gelombang pengeluaran pemerintah hingga ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memerangi dampak pandemi.

Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan dapat melewati tingkat maksimum yang sustainable pada 2025 sebelum kembali ke rata-rata jangka panjang 1,7 persen. Berdasarkan proyeksi CBO, pertumbuhan ekonomi akan menjadi yang terkuat sejak 1999.

Sementara perkiraan pertumbuhan menunjukkan perubahan cepat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), proyeksi CBO menunjukkan, tingkat penciptaan lapangan kerja akan masih lambat. CBO memperkirakan, rata-rata 521 ribu pekerjaan akan bertambah per bulan pada tahun ini, dan akan menurun menjadi 145 ribu pada 2022.

Seperti dilansir di AP News, Senin, Kongres telah menghabiskan 4 triliun dolar AS untuk menjaga ekonomi tetap stabil sejak pandemi menuntut penutupan sekolah, kantor, restoran dan bisnis lain. Hal ini menyebabkan, sekitar 10 juta orang kehilangan pekerjaan dan penurunan ekonomi sebesar 3,5 persen pada tahun lalu.

Perkiraan CBO telah memperhitungkan stimulus 900 miliar dolar AS yang disepakati pada Desember. Tapi, CBO masih mengecualikan rencana Presiden Joe Biden untuk memberikan stimulus 1,9 triliun dolar AS karena proyeksi CBO merujuk pada undang-undang saat ini.

CBO memperingatkan, proyeksi mereka masih sangat tidak pasti. Sebagian besar dipengaruhi kecepatan vaksinasi dan risiko variasi baru virus corona. Proses vaksinasi yang lebih cepat akan membantu perekrutan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

 

sumber : AP News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement