Selasa 02 Feb 2021 15:25 WIB

BSI Harus Konsisten Implementasikan Keuangan Berkelanjutan

Panduan ini diperlukan sebagai tolok ukur selama masa transisi di BSI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang telah efektif beroperasi diharapkan dapat mendorong penerapan prinsip keuangan berkelanjutan atau sustainability finance. Ketua National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan entitas hasil merger ini dapat mengangkat penerapan keuangan berkelanjutan yang telah dikenal dalam perspektif Islam.
Foto: Prayogi/Republika
PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang telah efektif beroperasi diharapkan dapat mendorong penerapan prinsip keuangan berkelanjutan atau sustainability finance. Ketua National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan entitas hasil merger ini dapat mengangkat penerapan keuangan berkelanjutan yang telah dikenal dalam perspektif Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang telah efektif beroperasi diharapkan dapat mendorong penerapan prinsip keuangan berkelanjutan atau sustainability finance. Ketua National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan entitas hasil merger ini dapat mengangkat penerapan keuangan berkelanjutan yang telah dikenal dalam perspektif Islam.

"Dampak positif kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) terhadap penerapan keuangan berkelanjutan bisa terealisasi apabila kehadiran entitas baru ini diikuti dengan kesiapan para tenaga kerja untuk mengimplementasikan nilai-nilai sustainable finance," katanya dalam pernyataan pers, Selasa (2/2).

Baca Juga

Ali mengatakan pengintegrasian keuangan berkelanjutan dalam prinsip dan standar syariah harus dilakukan ke seluruh jajaran BSI. Selain meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), Bank Syariah Indonesia juga disarankan segera memiliki panduan agar penerapan sistem keuangan berkelanjutan benar-benar terealisasi dalam aktivitas sehari-hari bank ini.

Menurutnya, panduan ini dibutuhkan sebagai tolok ukur selama masa transisi atau penyesuaian kerja pascamerger rampung. Seiring dengan peningkatan kapasitas, manual sistem keuangan berkelanjutan bagi BSI dalam rangka melakukan penyesuaian sebagaimana diamanatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ali mengatakan prinsip keuangan berkelanjutan pada dasarnya harus dimiliki seluruh pelaku industri keuangan di Indonesia. Ini sesuai Roadmap Keuangan Berkelanjutan yang telah disusun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga : BSI Jadikan Indonesia Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Dunia

Ini diperlukan untuk mempercepat transisi pertumbuhan ekonomi dari model konvensional menjadi lebih ramah lingkungan dan memperhatikan aspek sosial, lingkungan, serta tata kelola. Dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I yang disusun OJK, telah ada beberapa capaian.

Seperti pengenalan prinsip keuangan berkelanjutan, pengelompokan kriteria usaha berkelanjutan, pengembangan insentif serta pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan bagi industri keuangan. Menurutnya, keuangan Berkelanjutan merupakan suatu dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan yang selaras dengan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. 

"Tantangan terbesar dalam penerapan keuangan berkelanjutan adalah meyakinkan pelaku usaha dan masyarakat," katanya.

OJK dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025) menyebut upaya untuk menghasilkan keuntungan akan lebih baik dan langgeng jika dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya alam dan dampak sosial kepada masyarakat. Hal ini yang dikenal sebagai prinsip profit, people, planet (3P).

Saat ini, ada 15 bank dan lembaga yang menjadi anggota dari Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI), sebuah kelompok perwujudan komitmen industri keuangan dalam mendukung pembiayaan hijau. Dua dari tiga bank syariah yang merger dan membentuk Bank Syariah Indonesia menjadi anggota IKBI, yakni PT Bank BRI Syariah (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement