Selasa 02 Feb 2021 14:42 WIB

Surat Kabar China Hapus Jack Ma dari Daftar Pemimpin Bisnis

Nama Jack Ma tak disebutkan dalam artikel di Shanghai Securities News.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Jack Ma, pendiri dan ketua eksekutif perusahaan e-commerce China, Alibaba Group.
Foto: EPA-EFE/TASS/HOST PHOTO / POOL MANDATORY
Jack Ma, pendiri dan ketua eksekutif perusahaan e-commerce China, Alibaba Group.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Surat kabar milik pemerintah China menghapus nama pendiri Alibaba Group, Jack Ma, dari daftar pemimpin bisnis paling top di Negeri Tirai Bambu. Hal ini menunjukkan ketidaksukaan Beijing pada Jack Ma.

Pengusaha paling terkenal di China itu tidak disebutkan dalam artikel halaman depan surat kabar Shanghai Securities News edisi Selasa (2/2). Sementara pendiri Huawei Technologies Ren Zhengfei, pendiri Xiaomi Lei Jun dan pendiri BYD Wang Chuanfu dipuji atas kontribusi mereka.

Baca Juga

Daftar tersebut dirilis bertepatan saat Alibaba melaporkan pendapatan kuartal terakhir tahun lalu. Perusahaan teknologi raksasa itu belum menanggapi permintaan komentar.

Sikap permusuhan terhadap Ma dimulai usai ia menyerang sistem regulasi China dalam sebuah pidato 24 Oktober lalu. Hal ini membuat IPO perusahaan finansialnya Ant Group senilai 37 miliar dolar AS gagal dilakukan.

Sejak saat itu regulator keuangan China menggelar penyelidikan pelanggaran peraturan persaingan usaha di sektor industri pada Alibaba. Pemerintah China juga tengah mempertimbangkan memperketat peraturan terhadap Ant Group.

Ma yang tidak takut untuk menjadi pusat perhatian tiba-tiba menghilang dari hadapan publik tiga bulan yang lalu. Hal ini memicu spekulasi mengenai keberadaannya. Bulan lalu ia kembali muncul dalam sebuah video berdurasi 50 detik.

Dalam laporannya Shanghai Securities News menulis sejumlah pengusaha memang pernah dipuji sebagai 'pahlawan yang semberono' dalam upaya mereka mematahkan sistem ekonomi lama dan kaku. Tapi kini mereka memimpin 'grup-grup perusahaan yang menghormati peraturan pasar dan pembangunan'.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement