Selasa 02 Feb 2021 12:22 WIB

Bio Farma: Kedatangan Vaksin Lebih Cepat dari Rencana

Bahan baku gelombang pertama yang sebanyak 15 juta dosis sudah mulai diproses.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
 Petugas keamanan menjaga kontainer berisi vaksin COVID-19 untuk didistribusikan ke daerah perkotaan di Aceh, di Banda Aceh, Indonesia, 01 Februari 2021. Pemerintah Indonesia berencana untuk mendistribusikan vaksin ke lebih dari 13.000 puskesmas dan lebih dari 2.500 rumah sakit pada tahap pertama. fase distribusi vaksin di seluruh nusantara.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAI
Petugas keamanan menjaga kontainer berisi vaksin COVID-19 untuk didistribusikan ke daerah perkotaan di Aceh, di Banda Aceh, Indonesia, 01 Februari 2021. Pemerintah Indonesia berencana untuk mendistribusikan vaksin ke lebih dari 13.000 puskesmas dan lebih dari 2.500 rumah sakit pada tahap pertama. fase distribusi vaksin di seluruh nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan Indonesia kembali menerima bulk atau bahan baku vaksin covid-19 gelombang kedua atau tahap keempat dari Sinovac sebanyak 11 juta dosis pada Selasa (2/2). Sebelumnya, kata Bambang, Indonesia telah mendapatkan 15 juta dosis bahan baku dengan tambahan 1,5 juta dosis sebagai antisipasi produksi pada 12 Januari 2021.

"Kedatangan bulk vaksin merupakan komitmen pemerintah untuk percepatan program vaksinasi dengan mendatangkan produk jadi Sinovac sebanyak 3 juta dosis dengan coronavac untuk 1,5 juta tenaga kesehatan," ujar Bambang saat acara kedatangan vaksin tahap keempat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Selasa (2/2).

Baca Juga

Kata Bambang, bahan baku yang tiba hari ini merupakan bagian dari rencana bahan baku 140 juta dosis untuk 2021 yang pengirimannya berjalan secara bertahap hingga Juli mendatang. Bambang menilai kedatangan vaksin lebih cepat dari rencana sebelumnya pada November 2021.

Bahan baku gelombang pertama yang sebanyak 15 juta dosis sudah mulai diproses Bio Farma sejak 14 Januari dengan target produksi 13 juta dosis. Diperkirakan produksi akan selesai untuk 15 juta dosis pada 11 Februari.

"Untuk bahan baku yang datang hari ini mulai diproses pada 13 Februari dan diharapkan selesai pada 20 Maret 2021," ucap Bambang.

Baca juga : Hilang 15 Tahun, Keluarga Muslim Temukan Anaknya Jadi Hindu

Bambang menyampaikan seluruh bahan baku yang telah diolah menjadi produk jadi akan melalui serangkaian uji mutu hingga kontrol kualitas yang dilakukan laboratorium Bio Farma dan Badan POM. Hal ini untuk memastikan vaskin dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang ditetapkan.

"BPOM akan keluarkan hasil uji untuk vaksin yang diproduksi Bio Farma dan batch pertama diperkirakan selesai pada minggu kedua Februari 2021," lanjut Bambang.

Bambang mengatakan bahan baku yang telah diolah menjadi vaksin akan dialokasikan untuk petugas publik dan tenaga layanan publik, termasuk TNI dan Polri mulai Februari 2021. Bio Farma menggunakan sistem manajemen distribusi vaksin yang terintegrasi dengan dilengkapi dashboard internet optik untuk menjaga kualitas vaksin dalam proses distribusi. 

Bambang mengatakan bahan baku yang diolah menjadi vaksin pada gelombang kedua memiliki nama dan kemasan yang berbeda. Kemasan vaksin yang ini akan diberi nama covid-19 vaksin. Ini memiliki kemasaan berbeda dengan sebelumnya yaitu coronavac yang 13 juta dosis dikemas dalam satu dus isi 40 dosis. 

"Sementara covid-19 vaksin yang saat ini diproses memiliki kemasan multi dus, yang mana satu dus isi 100 dosis. Perbedaan kemasan tidak membedakan dari segi kualitas," kata Bambang menambahkan.

Baca juga : Indonesia Kembali Datangkan 11 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement