Selasa 02 Feb 2021 03:00 WIB

Dubes RI untuk Myanmar: WNI Aman

WNI Myanmar diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara dikerahkan di jalan di Naypyitaw, Myanmar, 01 Februari 2021. Tentara mengatakan bahwa anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer karena perselisihan yang muncul dari pemilu diadakan pada November 2020. Pengambilalihan kekuasaan oleh tentara pada 01 Februari terjadi beberapa jam sebelum sidang pertama parlemen sejak pemilu 08 November yang menyerahkan mayoritas besar kepada partai NLD Suu Kyi.
Foto: EPA-EFE/MAUNG LONLAN
Tentara dikerahkan di jalan di Naypyitaw, Myanmar, 01 Februari 2021. Tentara mengatakan bahwa anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer karena perselisihan yang muncul dari pemilu diadakan pada November 2020. Pengambilalihan kekuasaan oleh tentara pada 01 Februari terjadi beberapa jam sebelum sidang pertama parlemen sejak pemilu 08 November yang menyerahkan mayoritas besar kepada partai NLD Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Iza Fadri mengatakan, kondisi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Myanmar aman. Hal ini menyusul kondisi keamanan dan situasi politik di Myanmar setelah kudeta militer terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Senin (1/2) dini hari.

"Aman. Kita komunikasi dan inventarisir apabila ada apa-apa agar segera ke KBRI," ujar Dubes Iza saat ditanya mengenai kondisi WNI di Myanmar, kepada Republika.co.id, melalui pesan teks, Senin.

Baca Juga

Dubes Iza mengatakan, bahwa posisi KBRI berada di Yangon bukan Naypyitaw. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar juga mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Myanmar untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul kudeta militer yang terjadi pada Senin (1/2) dini hari.

Imbauan keamanan juga dikeluarkan melalui akun Instagram resmi KBRI Yangon @indonesiainyangon yang memuat delapan poin. "Sehubungan dengan perkembangan situasi politik dan keamanan di Myanmar, KBRI Yangon mengimbau agar tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta selalu mencermati perkembangan  situasi keamanan di sekitar tempat tinggal serta meminimalisir kegiatan yang tidak diperlukan di luar rumah," demikian pernyataan KBRI Yangon.

KBRI Yangon juga mengimbau WNI untuk mempersiapkan persediaan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya untuk perkiraan satu hingga dua pekan kedepan, termasuk obat-obatan dan vitamin penambah daya tubuh. "KBRI Yangon mengimbau agar WNI selalu membawa tanda pengenal atau dokumen resmi (paspor) yang masih berlaku, untuk memudahkan identifikasi diri apabila terdapat pemeriksaan oleh aparat keamanan," ujar imbauan KBRI Yangon.

Baca juga : Suu Kyi Melawan

Poin keempat, dari pernyataan tersebut diimbau untuk WNI melakukan pemutakhiran alamat dan identitas diri beserta keluarga pada laman Peduliwni.

WNI juga diimbau untuk meningkatkan komunikasi antar warga dan meningkatkan perhatian terhadap keberadaan masing-masing rekan atau keluarga.

WNI diimbau untuk menghindari upaya dari golongan tertentu yang ingin mempengaruhi dan mengajak untuk melakukan kegiatan ataupun ikut memberikan komentar yang berpotensi mengganggu keamanan publik serta lingkungan.

KBRI Yangon mengimbau WNI untuk tetap menaati peraturan dan protokol kesehatan serta arahan dari pemerintah Myanmar yang berlaku. Serta, jika ada informasi atau keadaan darurat yang perlu dilaporkan, dapat menghubungi KBRI Yangon melalui telepon hotline +95 9503 7055 atau email [email protected] atau menghubungi alamat KBRI Yangon di 100 Pyidaungsu Yeikhta Road Dagon Township Yangon.

Jumlah WNI di Myanmar ada sekitar 500 orang.  Mayoritas WNI bekerja di sektor migas, pabrik, industri garmen, dan ABK. KBRI telah berikan imbauan kepada masyarakat dan menghubungi simpul simpul komunitas masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan menghubungi hotline KBRI jika menghadapi masalah.

Baca juga : Margareta, Mualaf yang Berislam dengan Dukungan Keluarga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement