Senin 01 Feb 2021 21:20 WIB

Kerumunan Massa Pemakaman Rabi di Israel tak Ditindak 

Ribuan massa ultra-Ortodoks hadiri pemakaman rabi Israel saat pandemi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Ribuan massa ultra-Ortodoks hadiri pemakaman rabi Israel saat pandemi Simbol Yahudi, ilustrasi
Ribuan massa ultra-Ortodoks hadiri pemakaman rabi Israel saat pandemi Simbol Yahudi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Ribuan pelayat ultra-Ortodoks berkumpul di Yerusalem untuk menghadiri pemakaman seorang rabi papan atas. Ini telah melanggar peraturan pembatasan sosial pandemi di Israel. 

Rabbi Meshulam Dovid Soloveitchik (99 tahun), meninggal pada Ahad (31/1) setelah berbulan-bulan sakit setelah tertular Covid-19. 

Baca Juga

Israel saat ini berada di bawah lockdown nasional ketiga, tetapi polisi tidak turun tangan untuk membubarkan kerumunan ini, dilansir di BBC, Senin (1/2). 

Adegan itu memicu reaksi dari wakil perdana menteri Benny Gantz menjelang pemungutan suara untuk memperpanjang aturan lockdown. "Jutaan keluarga dan anak-anak dikunci di rumah mereka dan mematuhi aturan, sementara ribuan Haredim memadati pemakaman, kebanyakan dari mereka bahkan tanpa masker," tulis Gantz di Twitter dan menggambarkannya sebagai bukti dari penegakan yang tidak setara. 

"Kami tidak akan menyetujui kelanjutan dari lockdown palsu yang tidak efektif. Entah semua orang dikunci, atau semua orang terbuka. Hari-hari kesenangan telah berakhir," tambahnya. 

Hubungan antara mitra koalisi pembagian kekuasaan Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Wakil Perdana Menteri Benny Gantz, runtuh bulan lalu. 

Mereka dan partainya sekarang akan menghadapi pemilihan awal Maret, yang keempat dalam dua tahun. 

Ultra-Ortodoks Israel, atau Haredim, merupakan bagian penting dari basis pemungutan suara Netanyahu sehingga persepsi standar ganda tentang penegakan lockdown telah menjadi masalah politik besar.  

Ada bentrokan yang dilaporkan di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir ketika para pejabat mencoba menantang kelompok-kelompok yang melanggar pedoman jarak sosial. Ini termasuk dengan tetap membuka sekolah ortodoks dan mengadakan acara massal 

Israel telah berlomba di depan negara lain untuk memvaksinasi penduduknya.  Lebih dari sepertiga dari 9 juta populasi negara itu atau 3 juta, telah menerima dosis pertama dan sekitar 1,7 juta telah menerima dosis kedua. 

Tetapi meskipun data kesehatan menunjukkan perlindungan sangat tinggi bagi mereka yang divaksinasi, infeksi baru terus tumbuh ribuan setiap hari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement